Makalah
Agama Islam
(Hakikat
Manusia)
1. Alfian Hadri A102.09.004
2. Ari Nurmawati A102.09.007
3. Ilham Romadhona A102.09.021
4. Latifah Istiqomah A102.09.026
5. Novita Ayu Syahfitri A102.09.036
Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta
2013 / 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Hakikat Manusia Menurut Islam”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Agama
Islam di Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta.
Dalam Penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang
telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Surakarta, 19 September 2013
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Hakikat
B. Hakikat manusia menurut islam
C. Konsep manusia
D. Siapakah manusia itu?
E. Persamaan dan perbedaan manusia
dengan makhluk lain
F. eksistensi dan martabat manusia
G. Tujuan penciptaan manusia
H. Fungsi dan peranan manusia
I. Tanggung jawab manusia sebagai
hamba Allah
BAB III Penutup
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang
manusia dan agama dalam Islam adalah membicarakan sesuatu yang sangat klasik
namun senantiasa aktual. Berbicara tentang kedua hal tersebut sama saja dengan
berbicara tentang kita sendiri dan keyakinan asasi kita sebagai makhluk Tuhan.
Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, ‘manusia’ diartikan sebagai ‘makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain); insan; orang’ (1989:558). Menurut pengertian ini
manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan budi, nalar dan moral
untuk dapat menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran dan kemaslahatannya.
Dalam bahasa Arab, kata ‘manusia’ ini bersepadan dengan kata-kata nâs, basyar,
insân, mar’u, ins dan lain-lain. Meskipun bersinonim, namun kata-kata tersebut
memiliki perbedaan dalam hal makna spesifiknya. Kata nâs misalnya lebih merujuk
pada makna manusia sebagai makhluk sosial. Sedangkan kata basyar lebih menunjuk
pada makna manusia sebagai makhluk biologis. Begitu juga dengan kata-kata
lainnya.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian hakikat dan
manusia itu ?
2) Apa saja tujuan penciptaan
manusia serta fungsi dan peran manusia ?
3) Bagaimana tanggung jawab manusia
sebagai hamba dan khalifah Allah SWT ?
4) Apa saja hakikat manusia itu ?
C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian
hakikat dan manusia.
2) Untuk mengetahui tujuan
penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia
3) Untuk mengetahui tanggung jawab
manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT
4) Untuk mengetahui Apa saja hakikat
manusia itu.
BAB II
PEMBAHASAN
HAKIKAT MANUSIA
MENURUT ISLAM
A. Pengertian Hakikat
Menurut bahasa
hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala
sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau
yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah
inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan tasauf orang mencari
hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri mencari
sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati,
roh, nyawa, dan rahasia.
B. Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah sebagai
berikut :
1) Makhluk yang memiliki tenaga
dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2) Individu yang memiliki sifat
rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3) Seseorang yang mampu mengarahkan
dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu
menentukan nasibnya.
4) Makhluk yang dalam proses menjadi
berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai selama hidupnya.
5) Individu yang dalam hidupnya
selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri,
membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
6) Individu yang mudah terpengaruh
oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.
C.
Konsep Manusia
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu
menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang
paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia
wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.
Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan
asal-usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya
menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut
terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali
Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan
mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan
Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari
bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan
dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang
sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah.
Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan
ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara
permatozoa dengan ovum.
Ada 3 teori dalam konsepsi manusia
yaitu :
- Pertama yaitu Teori Evolusi.
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh seorang sarjana Perancis J.B
de Lamarckyang menyatakan bahwa kehidupan berkembang dari
tumbuh – tumbuhan menuju binatang dan dari binatang menuju manusia. Teori ini merupakan perubahan atau perkembangan secara berlahan – lahan dari tidak sempurna menjadi perubahan yang sempurna.
tumbuh – tumbuhan menuju binatang dan dari binatang menuju manusia. Teori ini merupakan perubahan atau perkembangan secara berlahan – lahan dari tidak sempurna menjadi perubahan yang sempurna.
- Kedua yaitu Teori Revolusi
Teori revolusi ini merupakan perubahan yang amat cepat bahkan
mungkin dari tidak ada menjadi ada. Teori ini sebenarnya merupakan kata lain
untuk menanamkan
pandangan pencipta dengan kuasa Tuhan atas makhluk-Nya. Pandangan ini gabungan pemikiran dari umat manusia yang berbeda keyakinan yaitu umat Kristen dan umat Islam tentang proses kejadian manusia yang dihubungkan dengan keMaha Kuasaan Tuhan.
pandangan pencipta dengan kuasa Tuhan atas makhluk-Nya. Pandangan ini gabungan pemikiran dari umat manusia yang berbeda keyakinan yaitu umat Kristen dan umat Islam tentang proses kejadian manusia yang dihubungkan dengan keMaha Kuasaan Tuhan.
- Ketiga yaitu Teori Evolusi Terbatas.
Teori ini adalah gabungan pemikiran
dari pihak-pihak agama yang berlandaskan dengan alasan-alasan serta pembuktian
dari pihak sarjana penganut teori evolusi.
Seperti yang dikemukakan oleh FransDahler, yang mengakui bahwa tumbuh-tumbahan, binatang, dan manusia selama ribuan atau jutaan tahun yang benar-benar mengalami mutasi (perubahan) yang tidak sedikit.
Seperti yang dikemukakan oleh FransDahler, yang mengakui bahwa tumbuh-tumbahan, binatang, dan manusia selama ribuan atau jutaan tahun yang benar-benar mengalami mutasi (perubahan) yang tidak sedikit.
Menurut RHA. Syahirul
Alim cendekiawan Muslim ahli kimia menyatakan bahwa kita sebagai
manusia harus merasa terhormat kalau diciptakan dari keturunan kera karena
secara kimia molekul-molekul kera jauh lebih kompleks dibandingkan dengan
tanah, karena tanah molekulnya lebih rendah keteraturannya. MenurutAl-Syaibani manusia
dikelompokkan menjadi delapan definisi,antara lain :
1.
Manusia sebagai makhluk Allah yang paling mulia dimuka bumi
2.
Manusia sebagai khalifah dimuka bumi.
3.
Insan manusia sebagai makhluk sosial yang berbahasa.
4.
Insan yang mempunyai tiga dimensi yaitu badan, akal, dan ruh
5.
Insan dengan seluruh perwatakannya dan ciri pertumbuhannya
adalah hasil pencapaian dua factor, yaitu faktor warisan dan lingkungan.
6.
Manusia mempunyai motivasi, kecenderungan, dan kebutuhan
permulaan baik yang diwarisi maupun yang diperoleh dalam proses sosialisasi.
7.
Manusia mempunyai perbedaan sifat antara yang satu dengan yang
lainnya.
D. Siapa Manusia Itu?
Manusia
adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia
berasal dari tanah.
Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu
pengetahuan sangat bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis
yang mendasari.
Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo
volens (makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang
memiliki perilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego),
dan social (superego). Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani),
rasional (akali), dan moral (nilai).
Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai
homo mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap
introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan
subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawa sadar yang
tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak saja. Menurut
aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses
pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.
Para penganut teori kognitif
menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir). Menurut aliran ini
manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada
lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam
pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak
mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami,
dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.
Dalam al-quran istilah manusia
ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna manusia, akan tetapi memilki
substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-nas.
·
Kata basyar dalam al-quran
disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa basyarun mitlukum
(sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata basyar selalu
dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau
lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum
(al-mu’minuum : 33).
·
Kata insan disebutkan dalam al-quran
sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5), yaitu allamal insaana maa lam ya’
(dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep islam selalu
dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang
berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah
makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.
·
Kata al-nas disebut sebanyak 240
kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min
kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-quran ini
setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai
makhluk social atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang
manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan social. Manusia sebagai
basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa bantuan
orang lain dan atau makhluk lain.
Sebenarnya
manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :
1.
Jasmani. Terdiri dari air, kapur, angin, api
dan tanah.
2. Ruh.
Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.
3. Jiwa.
Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan
pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di
kelompokkan pada dua hal yaitu potensi fisik dan potensi rohania. Ibnu sina
yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk
social dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk social untuk
menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup
dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai
kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.
Asal Mula
Manusia “Teori Evolusi Darwin dan Nabi Adam a.s”
Jika kita berdebat tentang asal mula
manusia, maka yang terpikir pertama kali dipikiran adalah teori evolusi Charles
Darwin. Dalam teori evolusi Charles Darwin dijelaskan bahwa manusia pertama
adalah kera, sedangkan dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur'an, dijelaskan
bahwa manusia pertama adalah Nabi adam a.s. Namun, hingga saat ini para ilmuwan
masih terus mencari bukti untuk memastikan asal mula manusia.
1. Teori
Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin
Pernyataan Darwin mendukung bahwa
manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses
evolusi tanpa bukti ini yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang
lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia modern
dan nenek moyangnya. Ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai berikut di
bawah ini :
a. Australophithecines
b. Homo habilis
c. Homo erectus
d. Homo sapiens
Genus yang dianggap sebagai nenek
moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh evolusionis digolongkan sebagai
Australopithecus, yang berarti "kera dari selatan". Australophitecus,
yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam
berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat dan tegap, sementara
yang lain lebih kecil dan rapuh dan lemah. Dengan menjabarkan hubungan dalam
rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo Habilis > Homo
erectus > Homo sapiens," evolusionis secara tidak langsung menyatakan
bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya.
2. Asal
Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam a.s)
Saat Allah Swt. merencanakan
penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang asal-usul
manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat
kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan.
"...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).
"...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).
Firman inilah yang membuat malaikat
bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap dalam kesombongannya dengan
tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang pertama kali dilakukan oleh
makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena kesombongan tersebut Iblis menjadi
makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka. Kemudian Allah
menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam. Allah berpesan pada Adam dan Hawa
untuk tidak mendekati salah satu buah di surga, namun Iblis menggoda mereka
sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi yang menakutkan. Allah
menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan pada akhirnya Adam dan
Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam dan Hawa menetap
dibumi. Baca Surat Al-Baqarah Ayat
33-39.
Adam adalah ciptaan Allah yang
memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa menerima ilmu pengetahuan dan
bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan manusia yang Allah ciptakan
untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara bumi yang Allah
ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan bumi.
Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke
berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir
dan wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman
Allah SWT yang berbunyi:
"...Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70)
"...Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70)
Demikianlah dua pendapat tentang
asal mula manusia. Tentang siapa sebenarnya manusia pertama di bumi, mugkin
kami lebih memilih bahwa Adam a.s adalah manusia pertama sesuai dengan apa yang
ada dalam Al-Quran. Apakah kalian setuju bahwa Nabi Adam a.s adalah nenek
moyang manusia? Tergantung pada
kepercayaan kalian masing-masing.
E.
Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk Hidup Lain
Dibanding makhluk
hidup lainnya manusia memiliki kelebihan-kelebihan. Kelebihan-kelebihan itu
membedakan manusia dengan mkhluk hidup lainya. Kelebihan itu adalah kemampuan
untukbergerak dalam ruang yang bagaimana pun, baik didarat, dilaut, maupun di
udara. Sedangkan binatang bergerak dalam ruang yang terbatas. Walaupun ada
binatang yang bergerak di darat dan di laut, namun tetap saja memiliki
keterbatasan dan tidak bias melampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atas
makhluk hidup lain dijelaskan dalam surat al isra’ ayat 70.
Disamping itu manusia mempunyai akal
dan hati, sehingga dapat memahapi ilmu yang diturunkan allah, berupa Al Qur’an
menurut sunnah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan
manusia dalam keadaan yang sebaik-baiknya (at Tin:95:4). Namun demikian manusia
akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah (makhluk alterbatif)
tetap hidup dengan ajaran Allah (QS Al An’am : 165). Karena ilmunya itulah
manusia dilebihkan (bias dibedakan) dengan makhluk hidup lainya.
Jika manusia hidup dengan ilmu
selain Allah, manusia tidak bermartabat lagi. Dalam keadaan demikian manusia
disamakan dengan binatang “mereka itu seperti binatang, bahkan lebih buruk dari
binatang, dalam keadaan demikian manusia bermartabat lebih rendah (at Tin :4)”.
F. Eksistensi dan Martabat Manusia
Manusia adalah ciptaan allah diantara ciptaan-ciptaan yang lain keadaan
manusia dimuka bumi dimulai sejak nabi adam dan hawa yang diturunkan dari surga karena tergoda
bujukan iblis sehingga tidak mematuhi larangan allah, mausia perlu mengenal dan
memahami hakekat dirinya sendiri agar mampu mewujug]dkan eksistensi yang ada
dalam dirinya. Pemahaman dalam hidup akan mengantar manusia pada kasediaan
untuk mencari makna serta arti kehidupan sehingga hidupnya tidak menjadi
sia-sia, dalam pembahasan ini dimaksudkan makna dan arti sebagai hamba allah,
dalam rangka menjalankan hak dan kewajiban atau kebebasan dan tanggung jawab
mencari ridonya.
Manusia
memiliki berbagai eksistensi dalam hidupnya sebagai berikut
1. Eksistensi individual dalam kata lain manusia adalah subjek yang
berbeda dalam hidupnya, sebagai subjek manusia merupakan misteri bagi yang lain
namun tidak berarti bahwa orang lain itu tidak dapat memahami dirinya, setiap
subjek mempunyai keniscayaan untuk memahami subjek yang lain bagi para
eksistensialis subjek di mengerti sebagai individu yang unik, pengakuan
individualitas subjek manusia diukur secara empiris dalam keterlibatannya dengan sesama ataupun lingkungannya, manusia tidak mungkin
hidup tanpa orang lain tuhan menciptakan manusia sebagai mahluk individual dan
mahluk sosial, dengan demikian, individualitas dan sosialitas seseorang akan
terwujud jika sesuai dengan hekekat kemanusiaannya, dari uraian tersebut dapat
di tarik berbagai kesimpulan tentang manusia:
a. Manusia ada karena diciptakan, manusia tidak memiliki
peranan dalam proses penciptaan, bahkan tidak bisa menolak kondisi yang akan
diterimanya, secara substansial susunan manusia terdiri dari tubuh ( fisik )
dan jiwa (psikis )
b. Manusia adalah mahluk yag mandiri ( individual )
dan hidup bermayarakat ( sosial ), individualitas manusia mengandalkan
perpaduan ( kesatuan ), tubuh, bentuk dan jiwa ( isi ) yang mandiri dan
individu berdiri sendiri, tidak sama atau berbeda satu dengan yang lain,
memiliki identitas atau jati diri
2. Eksistensi sosial, seperti yang telah di uraikan dalam
eksistensi individual manusia adalah mahluk sosial, hidup secara berkelompok
baik dalam keluarga, suku, atau masyarakat luas untuk saling menjamin dan
berlangsungnya terpenuhinya kebutuhan hidup masing-masing. Norma sosial
merupaka aturan atau kesepakatan bersama yang menjamin kebebasan aktivitas
kegiatan individu selama tidak merugikan orang lain atau merusak tatana
masyarakat.
G. Tujuan Penciptaan Manusia
Tujuan penciptaan manusia adalah
menyembah kepada penciptanya yaitu Allah. Pengertian penyembahan kepada Allah
tidak bisa di artikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual
yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia dalam
hokum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik yamg menyangkut
hubungan manusia dengan tuhan maupun manusia dengan manusia.
Oleh kerena penyembahan harus
dilakukan secara suka rela, karena Allah tidak membutuhkan sedikitpun pada
manusia karena termasuk ritual-ritual penyembahannya.
Penyembahan yang sempurna dari
seorang manusia adalah akan menjadikan dirinya sebagai khalifah Allah di muka
bumi dalam mengelolah alam semesta. Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat
terjaga dengan hukum-hukum kemanusiaan yang telah Allah ciptakan.
H. Fungsi dan Peran Manusia
Berpedoman pada Al-Quran surah
al-baqarah ayat 30-36, status dasar manusia yang mempelopori oleh adam AS
adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan sebagai penerus ajaran Allah
maka peran yang dilakukan adalah penerus pelaku ajaran Allah dan sekaligus
menjadi pelopor membudayakan ajaran Allah Swt.
Peran yang hendaknya dilakukan
seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah di antaranya adalah:
1. Belajar
2. Mengajarkan ilmu
3. Membudayakan ilmu
Oleh karena itu semua yang dilakukan
harus untuk kebersamaan sesama ummat manusia dan hamba Allah, serta pertanggung
jawabannya pada 3 instansi yaitu pada diri sendiri, pada masyarakat, pada
Allah SWT.
I. Tanggung Jawab Manusia sebagai
Hamba dan Khalifah Allah SWT
1) Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT
Makna
yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan
manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan dalam ketaatan,
kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.
Oleh
karena itu, dalam al-quran dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun naran”
(jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman dari api neraka).
2) Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah SWT
Manusia
diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus dipertanggungjawabkan
dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah tugas kekhalifaan, yaitu
tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengolaan dan pemeliharaan
alam.
Khalifah berarti wakil atau
pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah memegang mandat
tuhan untuk mewujud kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat
kreatif yang memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di
muka bumi untuk kepentingan hidpnya.
Oleh karena itu hidup manusia, hidup
seorang muslim akan dipenuhi dengan amaliah. Kerja keras yang tiada henti sebab
bekerja sebagai seorang muslim adalah membentuk amal saleh.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi manusia merupakan makhluk yang
luar biasa kompleks. Sedemikian sempurna manusia diciptakan oleh Sang Pencipta
dan manusia tidak selalu diam karena dalam setiap kehidupan manusia selalu
ambil bagian. Kita sebagai manusia harus menjadi individu yang berguna untuk
diri sendiri dan orang lain.
Manusia itu tidak sepenuhnya
sempurna, dalam kehidupan yang kita jalani pasti selalu ada masalah yang tidak
bisa kita selesaikan, oleh karena itu juga membutuhkan bantuan dari orang lain,
karena manusia adalah makhluk sosial sama seperti yang lain karena manusia
tidak bisa berdiri sendiri, dalam hal agama kita juga mempunyai banyak maka
dari itu kita harus saling menghargai dan mengasihi karena kita sama-sama
makhluk yang diciptakan tidak ada bedanya , selain itu dalam hidup manusia juga
terdapat banyak aturan yang harus kita patuhi sebagai umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, AL-Qur’an dan Hadits
(Dirasah Islamiyah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1998
Departemen Agama RI, Pendidikan
Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta : Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam, 2001
Hamdan Mansoer, dkk, Materi
Instruksional Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Direktorat Perguruan Tinggi
Agama Islam, 2004
Murthada Muthahhari, Perspektif
Al-Qur’an Tentang Manusia dan Agama, Bandung : Mizan, 1990
Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad
Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, Jakarta : Rineka Cipta, 2004
Muhammadong. 2009. Pendidikan Agama
Islam. Makassar : Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri Makassar.
Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar
: Tim Dosen Penididikan Agama Islam Universitas Negeri Makassar.
0 komentar: