Makalah Agama Islam Kelompok I

Makalah Pendidikan Agama Islam
“Manusia dan Fitrah Berketuhanan”







Oleh :
Assela Iga Mashita                A102.09.008
Dini Mahargyani                   A102.09.015
Erma Lintang Indriani         A102.09.016
Liris Widowati Suroto S.      A102.09.027
Nila Putri Witasari                A102.09.035


AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
KOTA SURAKARTA


 
TAHUN AJARAN 2013/2014




KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan Agama yang bertema “ Manusia dan Fitrah Berketuhanan ” dapat selesai seperti waktu yang telah ditentukan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak.
Tak ada gading yang tak retak, untuk itu penulispun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca mohon dimaafkan.



                             Surakarta,    September 2013

Penulis




DAFTAR  ISI
                                                                                                            Halaman
KATA PENGANTAR                                                                               i
DAFTAR ISI                                                                                             ii
BAB I    PENDAHULUAN                                                                       1
BAB II  PEMBAHASAN
A.    Manusia dan Fitrah Berketuhanan                                                          2
B.    Proses Penciptaan Manusia                                                                    3
C.    Tuhan Menurut Agama – Agama                                                            4
D.    Sejarah Pemikiran Tentang Tuhan                                                           8
E.     Konsep Ketuhanaan                                                                               9
BAB IV  PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                            13
DAFTAR PUSTAKA                             

  BAB I
PENDAHULUAN

Manusia  adalah  makhluk Allah  yang di anugrahi akal, fikiran, dan  fisik untuk menunjang kehidupannya sebagai seorang  insan yang di tunjuk oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi yang  Allah Yang Maha Kuasa ciptakan. Oleh karena manusia adalah khalifah di bumi ini sepatutnya seorang manusia haruslah mempunyai prilaku yang sesuai dengan yang Tuhan  inginkan untuk dipercayakan menjaga keutuhan bumi yang Allah ciptakan dengan segala makhluk hidup didalamnya untuk manusia jaga kelestariannya.
Manusia yang menjadi seorang terpilih dan tinggi derajatnya di mata Tuhan, manusia haruslah mempunyai kepercayaan, ilmu, dan menjalankan segala apa yang di perintahkan Allah dan menjauhi yang di larang oleh Allah SWT. Sebagai makhluk yang mempunyai akal dan fikiran serta fisik manusia haruslah memanfaatkan anugrah yang di berikan oleh Allah itu dengan sebaik – baiknya dan jangan menyalah gunakannya sebagai suatu yang Allah benci.  Manusia haruslah  mempunyai budaya yang baik untuk menjadikannya seorang manusia yang memiliki derajat tinggi di mata Allah SWT.  Maka manusia harus menjadikan budaya yang baik sebagai bagian dari dirinya tanpa mengabaikan apa yang menjadi kewajiban sebagai makhluk yang berketuhanan.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Manusia dan Fitrah Berketuhanan
1.      Manusia menurut Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an banyak ditemukan gambaran yang membicarakan tentang manusia dan makna filosofis dari penciptaannya.Manusia merupakan makhluk paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan yang dilengkapi dengan akal pikiran. Ibn Arabi (Al-Rasyid dan Samsul Nizar, 2005: 1) melukiskan hakikat manusia dengan mengatakan bahwa “tak ada makhluk Allah yang lebih bagus daripada manusia, yang memiliki daya hidup, mengetahui, berkehendak, berbicara, melihat, mendengar, berpikir, dan memutuskan.”
a.       Makna Manusia dalam Al-Qur’an
Kata yang digunakan dalam Al-Qur’an untuk menunjukkan makna manusia, yaitu; al-basyar, al-insan, dan al-nas.
1)      Kata al-basyar dinyatakan dalam Al-Qur’an sebanyak 36 kali yang tersebar dalam 26 surat. Secara etimologi al-basyar berarti kulit kepala, wajah, atau tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut.
Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (QS. Al-Kahfi/18:110)
2)      Kata al-insanberasal dari kata al-uns, dinyatakan dalam al-qur’an sebanyak 73 kali dan tersebar dalam 43 surat. Secara etimologi, al-insanberarti harmonis, lemah lembut, tampak, atau pelupa. Kata al-insandigunakan al-qur’an untuk menunjukkan totalitas manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani. Perpaduan antara aspek pisik dan psikis telah membantu manusia untuk mengespresikan dimensi al-insan al-bayan, yaitu sebagai makhluk berbudaya yang mampu berbicara, mengetahui baik dan buruk, mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban, dan lain sebagainya. Kata al-insanjuga digunakan al-qur’an untuk menjelaskan sifat umum, serta sisi-sisi kelebihan dan kelemahan manusia.
Artinya : Apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya?. (Tidak), Maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia. (Q.S. An Najm/53:24-25)
3)      Kata al-nas dinyatakan dalam al-quran sebanyak 240 kali dan tersebar dalam 53 surat. Kata al-nas menunjukkan pada eksistensi manusia sebagai makhluk sosial secara keseluruhan, tanpa terlihat status keimanan atau kekafirannya.
Artinya:     Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain Telah beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu Telah beriman?" Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. (Q.S. Al-Baqrah/2:13)
B.     Proses Penciptaan Manusia
1.      Q.S. Al- Hijr ayat 28
Artinya :
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liatkering ( yang berasal ) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
2.      Q.S. Al – Hijr Ayat 29
Artinya :
Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadianya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh ( Ciptaan ) – ku, makatunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.
3.      Q.S. AR – Rum Ayat 20
Artinya :
Dan diantara tanda – tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba – tiba kamu ( menjadi ) manusia yang berkembang biak.
4.      Q.S. AR – Rum Ayat 30
Artinya  :
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah) ; (tetaplah atas) fitrah Allah yangtelah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah (Itulah) agama yang lurus ; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

POTENSI MANUSIA
Q.S. Al – A’raf ayat 179
Artinya :
Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.
C.    Tuhan Menurut Agama – Agama
1.      Islam
Islam menyebut nama Tuhan dengan sebutan Allah. Lafaz “Allah” dibaca dengan khaedah tertentu.Kata “Allah” tidak boleh diucapkan sembarangan tetapi harus sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullahh SAW. Dengan begitu kaum muslimin tidak menghadapi masalah dalam penyebutan nama Tuhan. Dan nama Tuhan yakni “Allah” juga bersifat otentik dan final. Umat islam tidak melakukan spekulasi untuk menyebut nama Tuhan karena itu sudah dikenalkan langsung oleh Allah SWT melalui Al-Quran. Diantaranya :
a.       QS Al Ikhlas Ayat 1 dan 2
Bacaan Surat AL IKHLAS Ayat 1 dan 2
QUL HUWALLAAHU AHAD
ALLAAHUSH  SHAMAD
Artinya : Dia – lah Allah, Yang Maha Esa.Allah tempat meminta segala sesuatu.
b.      AlFatihah Ayat 1
Artinya : Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Nama Allah banyak terdapat dalam Al-Quran, sehingga umat Islam tidak memperdebatkannya dan kaum muslimin tidak menghadapi penyebutan nama Tuhan. Sepanjang sejarahnya Dengan demikian menyebut nama Allah adalah final dengan nama-nama lain Allah (al-asmaul husna) yang ada di Al-Quran.
2.      Kristen dan Khatolik
Ajaran Ketuhanan dalam Kristen termasuk gereja romawi Khatolik adalah sebagaimana tercantum dalam Kredi Iman Rasuli yaitu Tri Tunggal yang terdiri dari Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus. Ketiganya adalah pribadi Tuhan.
3.      Terjemahan Bibel dalam bahasa Indonesia dinamakan Al Kitab, menggunakan kata “Allah” untuk Tuhan Bapa. Di lihat dari segi pengucapan, cara mengucapkan kata “Allah” berbeda dengan kaum muslimin yaitu umat kristen membacanya dengan sebutan “Alah”
Menurut iman Kristiani, Allah sebagai oknum / pribadi yang dimana pada dirinya terdapat tiga kodrat Ketuhanan-Nya yaitu :
a.       Mencipta
Kuasa mencipta ini dalam perjanjian baru disebut oleh Yesus dengan predikat Bapa (Matius 11:25, Lukas 10:21)
.
b.      Berfirman
Kuasa berfirman (dan bertindak) ini dalam perjanjian baru disebut oleh Yesus dengan predikat Anak (Yohane 1:14, Yohanes 1:18, Matius 16:16).
c.       Roh Allah
Roh Allah yang berkuasa memelihara, mengayomi, membimbing dan menolong ini dalam perjanjian baru oleh Yesus disebut dengan Roh Kudus (Yohanes 14:16-17, Yohanes 14:26).
4.      Hindu
Ajaran ketuhanan sebagaimana yang tertuang dalam RP Weda 1.1164, mereka menyebut Tuhannya dengan  Indra, Mitra, Waruna, Agni. Dalam istilah Tuhan Yang Maha Esa disebut Dewa.Dewa mengandung dua pengertian yaitu Tuhan Yang Mahha Esa dan Dewa yang diciptakan paling tinggi.
Agama Hindu berkembang pertama kali di lembah suci Shindu di Bhratawarsa (India). Di lembah sungai suci Shindu inilah para maharsi menerima wahyu Brahma, Sang hyang Widhi Wasa dan kemudian diabadikan dalam bentuk pustaka suci Wedhadu inilah para maharsi menerima wahyu Brahma, Sang hyang Widhi Wasa dan kemudian diabadikan dalam bentuk pustaka suci Wedha. Weda adalah kitab suci agama Hindu yang mengandung pengetahuan suci maha sempurna kekal abadi.
5.      Budha
Budha adalah sebutan bagi orang yang mencapai kesempurnaan. Orang yang telah mencapai kesempurnaan adalah Sidharta Gautama.
Dalam agama Budha, Tuhan tidak bernama. Budha tidak menyebutkan namaTuhan dengan sebutan tertentu. Dalam buku yang berjudul “be Buddhist be happy”, seorang Buddhist meyakini adanya Tuhan yang dikenal dengan sebutan “Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkam” yang artinya sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak dijelmakan, tidak diciptakan, yang mutlak. Tuhan Yang Maha esa di dalam agama Budha adalah Aratman (tanpa aku), suatu yang tidak berpribadi, suatu yang tidak digambarkan dalam bentuk apapun.
6.      Yahudi
Pada agama Yahudi hingga kini masih belum menemukan dan berspekulasi tentang nama Tuhan mereka. Dalam konsep Judaism (Agama Yahudi), nama Tuhan tidak dapat diketahui dengan pasti. Kaum Yahudi modern hanya menduga-duga, bahwa nama Tuhan adalah Yahweh. Dalam buku Jesus dan yahweh yang diciptakan oleh Harold Blom menyatakan bahwa YHWH adalah nama Tuhan Israel yang tidak pernah diketahui bagaimana mengucapkannya. Dan jika membaca kata YHWH dalam al kitab, orang Yahudi membacanya dengan kata Adonay (Tuhan) / Ha Shem (nama segala nama).
Pembuktian wujud tuhan dapat dibuktikan dengan :
a.       Keindahanalam semesta
         Keanekaragaman alam yang indah ada di dunia ini.Seperti saat kita melihat keindahan matahari baik waktu terbit maupun terbenam.Keanekaragaman tumbuhan dan bunga-bunga yang warna-warni, indah mempesona. Atau ketika melihat laut beserta isinya yang indah akan terumbukarang dan berbagai macam ikan yang indah. Keseluruhan itu diluar kuasa manusia untuk membuatnya. Manusia diarahkan kepada siapa pembuat keanekaragaman itu semua, mka manusia akan yakin akan adanya Tuhan. Tuhan yang membuat alam semesta.
b.      Pikiran,ilmu dan filsafat
         Ketika manusia berfikir tentang terciptanya alam semesta ini maka ia akan heran betapa rapinya ciptaan yang ada di bumi ini. Seperti matahari yang selalu memancarkan sinarnya.Matahari, bulan dan bintan tidak pernah bertabrakan. Dari sini manusia akan bertanya pada dirinya, siapa pengatur yang sempurna ini. Maka manusia akan berucap tak lain dan tak bukan adalah Allah SWT.
         Setiap ilmu berkembang itu pula manusia akan menemukan keajaiban. Betapa sempurna ukuran kimiawi pada manusia, binatang, tumbuhan, bebatuan, air, ikan dll.Manusia diarahkan pada pembuat formula yang hebat itu yaitu pada Allah SWT.
c.       Hidup
         Manusia hidup dan terdiri dari berbagai unsur kimia.Unsur-unsur tersebut membuat hidup manusia. Lalu bagaimana jika unsur-unsur kimia itu tidak ada dalam tubuh manusia, apakah manusia akan tetap hidup? Demikian pula dengan orang sakit parah, apakah seorang dokter sudah pasti bisa menyembuhkan pasien walaupun dengan peralatan yang canggih sekalipun?Jika ada tanah yang kering dan tandus, apakah manusia mampu menyuburkannya?Dari sini manusia kembali diarahkan pada siapa yang menghidupkan ini semua.Dan yang bisa menghidupkan hanya Allah SWT.
d.      Jalan tasawuf
         Pada pembuktian di atas mengarahkanmanusia keluar dari dirinya.Sedangkan tasawuf mengarahkan manusia ke dalam dirinya sendiri. Dengan memahami dirinya maka manusia akan mengenali Tuhannya.
         Manusia dengan mengamati dirinya akan menemukan mesin yang hebat, hal ini mengarahkan pada pembuat mesin yang ada pada diri manusia. Pembuat mesin yang hebat itu adalah Allah SWT.
e.       Fitrah
         Bukti fitrah tentang wujud Allah adalah bahwa iman kepada Sang Pencipta merupakan fitrah setiap makhluk hidup tanpa terlebih dahulu berpikir atau belajar. Tidak akan berpaling dari tuntuntutan fitrah ini, kecuali orang yang di dalam hatinya terdapat sesuatu yang memalingkannya.
Sabda Rasullulah dalam Hadist riwayat Bukhari ;
“Semua bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu bapaknyalah yang menjadikan Yahudi, Kristiani atau Majusi”
         Manusia diciptakan dengan fitrah bertuhan sehingga kadang kalanya disadari atau tidak, disertai belajar atau tidak, naluri bertuhannya akan bangkit. Allah SWT berfirman :
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman). “Bukankah aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab “betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi” (Al-A’raf 172)
         Dari ayat dan hadist di atas menjelaskan fitrah manusia bertuhan.Ketuhanan ini bisa dipahami sebagai Ketuhanan Islam.Karena pengakuannya bahwa Allah SWT adalah Tuhan. Selain itu adanya pernyataan kedua orang tua yang menjadikan keturunannya Nasrani, yahudi, atau Majusi, tanpa menunjukkan kata menjadikan islam terkandung maksud bahwa menjadi islam adalah tuntutan fitrah. Dari sisni disimpulkan secara fitrah, tidak ada manusia yang menolak adanya Allah sebagai Tuhan yang hakiki, akan tetapi faktor luar yang bisa membelokkan dari Tuhan yang hakiki menjadi menyimpang ke Tuhan-tuhan yang lain.

D.    Sejarah Pemikiran Tentang Tuhan
1.       Pemikiran barat atau manusia primitive
Proses perkembangan pemikiran manusia tentang tuhan menurut teori evolusionisme adalah :
a.       Dinamisme
Paham ini mengaku adanya kekuatan (maging power) yang berpengaruh dalam kehidupan manusia,kekuatan ini terbentuk dalam kepercayaan hati yang ditujukan pada benda-benda yang dianggap keramat.
b.      Animisme
Mempercayai adanya peranan roh dalam kehidupan manusia, roh dianggap selalu aktif walaupun sudah mati. Paham ini membagi roh atas dua yaitu roh baik dan roh jahat (nakal).
c.       Politeisme
Paham ini mempercayai dan menganggap banyak dewa sebagai tuhan,sehingga dewa tersebut dipuja dan disembah oleh manusia.
d.      Henotisme
Dari banyak dewa, manusia (orang yang meyakini) menyeleksi satu dewa yang dianggap mempunyai kekuatan lebiah, kemudian mereka anggap sebagai tuhan.
e.       Monoteisme
Paham ini menyatakan satu tuhan untuk seluruh rakyat.
2.       Pemikiran Umat Islam
Islam mengawali pengenalan tentang tuhan bersumber pada tauhid,secara garis besar dalam islam ada 3 aliran :
a.       mu’tazilah
kaum rasionalisme yang menekankan pemakaian akal pikiran dalam memahami semua ajaran dan keimanan dalam islam, paham ini menghasilkan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan.
b.      Qadariah
Paham ini berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan dalam berkehendak dan berusaha.
c.       Jabariah
Paham ini berteori bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan untuk berkehendak dan berbuat, tuhan ikut didalamnya bila manusia berbuat.
E.     Konsep Ketuhanaan
1.      Konsep ketuhanan berdasarkan Al-Quran dan Hadis
Menurut para mufasir, melalui wahyu pertama al-Quran (Al-'Alaq [96]:1-5), Tuhan menunjukkan dirinya sebagai pengajar manusia. Tuhan mengajarkan manusia berbagai hal termasuk di antaranya konsep ketuhanan.Umat Muslim percaya Al-Quran adalah kalam Allah, sehingga semua keterangan Allah dalam al-Quran merupakan "penuturan Allah tentang diri-Nya.
Selain itu menurut Al-Quran sendiri, pengakuan akan Tuhan telah ada dalam diri manusia sejak manusia pertama kali diciptakan (Al-A'raf [7]:172). Ketika masih dalam bentuk roh, dan sebelum dilahirkan ke bumi, Allah menguji keimanan manusia terhadap-Nya dan saat itu manusia mengiyakan Allah dan menjadi saksi.Sehingga menurut ulama, pengakuan tersebut menjadikan bawaan alamiah bahwa manusia memang sudah mengenal Tuhan. Seperti ketika manusia dalam kesulitan, otomatis akan ingat keberadaan Tuhan. Al-Quran menegaskan ini dalam surahAz-Zumar[39]:8 dan surah Luqman [31]:32.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4c/Allah-eser.jpg/240px-Allah-eser.jpg
2.      Konsep Tuhan berdasar spekulasi
Sebagian ulama berbeda pendapat terkait konsep Tuhan.Namun begitu, perbedaan tersebut belum sampai mendistorsi Al-Quran. Pendekatan yang bersifat spekulatif untuk menjelaskan konsep Tuhan juga bermunculan mulai dari rasionalitas hingga agnostisismepanteismemistisme, dan lainnya dan juga ada sebagian yang bertentangan dengan konsep tauhid sehingga dianggap sesat oleh ulama terutama ulama syariat.
Dalam Islam, bentuk spekulatif mudah dibedakan sehingga jarang masuk ke dalam konsep tauhid sejati. Beberapa konsep tentang Tuhan yang bersifat spekulatif di antaranya adalah Hulul,Ittihad, dan Wahdatul Wujud.
Hulul
Hulul atau juga sering disebut "peleburan antara Tuhan dan manusia" adalah paham yang dipopulerkan Mansur al-Hallaj. Paham ini menyatakan bahwa seorang sufi dalam keadaan tertentu, dapat melebur dengan Allah. Dalam hal ini, aspek an-nasut Allah bersatu dengan aspek al-lahut manusia. Al-Lahut merupakan aspek Ketuhanan sedangkan An-Nasut adalah aspek kemanusiaan.Sehingga dalam paham ini, manusia maupun Tuhan memiliki dua aspek tersebut dalam diri masing-masing.
Dalam sufistik-mistis, orang yang mengalami hulul akan mengeluarkan gumaman-gumaman syatahat (kata-kata aneh) yang menurut para mistikus disebabkan oleh rasa cinta yang melimpah. Para sufi yang sepaham dengan ini menyatakan gumaman itu bukan berasal dari Zat Allah namun keluar dari roh Allah (an-nasut-Nya) yang sedang mengambil tempat dalam diri manusia.
Mansur al-Hallaj menggunakan ayat Al-Quran semisal surah Al-Baqarah ayat 34 untuk menjelaskan pahamnya. Dalam ayat itu berbunyi, "...sujudlah wahai para malaikat kepada Adam...".Al-Hallaj menjelaskan bahwa mengapa Allah memerintahkan bersujud kepada Adam padahal seharusnya hanya bersujud kepada Allah dikarenakan saat itu Allah telah mengambil tempat dalam diri Adam sehingga Adam memiliki kemuliaan Allah.Al-Hallaj juga menyebutkan hadits yang mendukung pendapatnya, seperti, "Sesungguh-Nya Allah menciptakan Adam sesuai bentuk-Nya."Dan juga menurutnya hulul pernah terjadi pada diri Isa, dimana Allah mengambil tempat pada dirinya.
Ittihad
Ittihad adalah paham yang dipopulerkan Abu Yazid al-BustamiIttihad sendiri memiliki arti "bergabung menjadi satu", sehingga paham ini berarti seorang sufi dapat bersatu dengan Allah setelah terlebih dahulu melebur dalam sandaran rohani dan jasmani (fana) untuk kemudian dalam keadaan baqa, bersatu dengan Allah. Dalam paham ini, seorang untuk mencapai Ittihad harus melalui beberapa tingkatan yaitu fana dan baqa'.Fana merupakan peleburan sifat-sifat buruk manusia agar menjadi baik.Pada saat ini, manusia mampu menghilangkan semua kesenangan dunia sehingga yang ada dalam hatinya hanya Allah (baqa).Inilah inti ittihad, "diam pada kesadaran ilahi".
Berbeda dengan Hulul, jika dalam Hulul "Tuhan turun dan melebur dalam diri manusia", maka dalam Ittihad manusia-lah yang naik dan melebur dalam diri Tuhan.
Wahdatul Wujud
Wahdatul Wujud merupakan paham yang dibawa Ibnu ArabiWahdatul Wujud bermula dari hadits Qudsi, "Aku pada mulanya adalah harta yang tersembunyi, kemudian Aku ingin dikenal.Maka Ku-ciptakan makhluk, maka mereka mengenal Aku melalui diri-Ku." Menurutnya, Tuhan tidak akan dikenal jika tidak menciptakan alam semesta. Alam merupakan pemampakan lahir Tuhan.
Menurut paham ini, Tuhan dahulu berada dalam kesendirian-Nya yang mutlak dan tak dikenal. Lalu Dia memikirkan diri-Nya sehingga muncul nama dan sifat-Nya. Kemudian Dia menciptakan alam semesta.Maka seluruh alam semesta mengandung diri Allah, sehingga Allah adalah satu-satunya wujud yang nyata dan alam semesta hanya bayang-bayang-Nya. Bedasar pikiran tersebut, Ibnu Arabi berpendapat seorang sufi dapat keluar dari aspek kemakhlukan dan dapat melebur dalam diri Allah.


BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Manusia meyakini adanya Tuhan, akan tetapi mereka menyebut nama Tuhan berbeda sesuai dengan agama masing masing. Berikut sebutan nama tuhan menurut berbagai agama :
1. Islam
Islam menyebut nama Tuhan dengan sebutan Allah. Lafaz “Allah” dibaca dengan khaedah tertentu.Kata “Allah” tidak boleh diucapkan sembarangan tetapi harus sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullahh SAW.Pelafalan ini sudah ada di Al Quran.
2. Kristen dan Katolik
Ketuhanan dalam Kristen termasuk gereja romawi Khatolik adalah sebagaimana tercantum dalam Kredi Iman Rasuli yaitu Tri Tunggal yang terdiri dari Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus.Ketiganya adalah pribadi Tuhan.
3.      Hindu
Ajaran ketuhanan sebagaimana yang tertuang dalam RP Weda 1.1164, mereka menyebut Tuhannya dengan  Indra, Mitra, Waruna, Agni. Dalam istilah Tuhan Yang Maha Esa disebut Dewa.Dewa mengandung dua pengertian yaitu Tuhan Yang Mahha Esa dan Dewa yang diciptakan paling tinggi.
4.    Budha
Budha adalah sebutan bagi orang yang mencapai kesempurnaan.Orang yang telah mencapai kesempurnaan adalah Sidharta Gautama.Dalam agama Budha, Tuhan tidak bernama. Budha tidak menyebutkan nama Tuhan dengan sebutan tertentu.
5.    Yahudi
Dalam konsep Judaism (Agama Yahudi), nama Tuhan tidak dapat diketahui dengan pasti. Kaum Yahudi modern hanya menduga-duga, bahwa nama Tuhan adalah Yahweh.

Tantangan zaman terhadap agama terletak dalam masalah pembuktian.Pembuktian terhadap agama dan pembuktian mujud Tuhan.Terdapat berbagai macam pembuktian atau metode-metode yang ada untuk membuktikan wujud Tuhan. Berikut metode yang dapat digunakan dalam pembuktian wujud Tuhan:
v    Keindahan alam semesta
v    Pikiran, ilmu dan filsafat
v    Hidup
v    Jalan tasawuf
v    Fitrah
v    Dalil nidham
v    Dalil inayah
v    Dalil ikhtiro’
v    Metode pembuktian ilmiah
v    Keberadaan alam membuktikan adanya Tuhan
v    Pembuktian adanya Tuhan dengan pendekatan Astronomi
v    Pembuktian adanya Tuhan dengan pendekatan Fisika