MAKALAH
ANATOMI
dan FISIOLOGI
SYSTEM
GENETALIA FEMININA
Disusun
Oleh:
Cahyono Tri W (A.102.09.009)
Cendani Laras (A.102.09.010)
Chita Asparingga (A.102.09.011)
Conasitha Prasiwi W (A.102.09.012)
Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta
2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya. Sehingga penyusun mampu menyelesaikan penulisan
makalah mata kuliah anatomi fisiologi yang berjudul ”Anatomi dan Fisiologi System Genitalia Feminina ” ini dengan
baik tanpa suatu kendala yang berarti.
Dengan selesainya makalah ini penulis ingin menyampaikan banyak
terima kasih kepada :
1.
Dosen pembimbing yang telah sedikit banyak memberi materi
tentang alat reproduksi wanita bagian dalam.
2.
Anggota kelompok yang telah bekerja sama menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Meskipun makalah ini
disusun sedemikian rupa dengan usaha semaksimal mungkin, namun penulis
menyadari masih ada kekurangan dan kelemahanya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Surakarta, 16 Oktober 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
Reproduksi
adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.
Tujuannya
adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah.
Pada
manusia
untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi.
Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara
generative atau sexual.Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia, maka
harus mengetahui terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses
yang berlangsung didalamnya. Sistem reproduksi pada manusia akan mulai
berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik.
Reproduksi
juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan
suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital
artinya
Tanpa
adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk
tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup
tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak)
yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi. Oleh sebab itu, sangatlah
penting bagi kita untuk mengetahui apa dan bagaimana itu system reproduksi
kita, terutama system reproduksi wanita (organ genitalia feminina).
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Organ Reproduksi Wanita
Organ
reproduksi wanita terdiri dari organ eksternal dan internal, sebagian besar
terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) : berfungsi untuk
kopulasi, terdiri dari :
1. Vulva
2. Mons
pubis
3. Labia
mayora
4. Labia
minora
5. Clitoris
6. Vestibulum
7. Introitus
/ orificium vagina
8. Vagina
9. Perineum
Internal :
berfungsi untuk ovulasi, fertilisasi
ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran., yang
terdiri dari :
1. Uterus
2. Serviks
uteri
3. Corpus
uteri
4. Ligamenta
penyangga uterus
5. Vaskularisasi
uterus
6. Salping
/ Tuba Falopii
7. Pars
isthmica (proksimal/isthmus)
8. Pars
ampularis (medial/ampula)
9. Mesosalping
10. Ovarium
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh
hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus –
hipothalamus – hipofisis – adrenal – ovarium. Selain itu terdapat organ/sistem
ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi,seperti
: payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
A.1 GENITALIA EKSTERNAL
1. Vulva
Tampak dari
luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis,
labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
2. Mons
pubis / mons veneris
Lapisan lemak
di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
3. Labia
mayora
Lapisan lemak
lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena.
Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir
pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu
(pada commisura posterior).
4. Labia
minora
Lipatan
jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
5. Clitoris
Terdiri dari
caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik
dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak
pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
6. Vestibulum
Daerah dengan
batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal
dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae
externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus
Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
7. Introitus
/ orificium vagina
Terletak di
bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa
yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan. Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan. Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
8. Vagina
Rongga
muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar
cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix
posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral
dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah
mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
9. Perineum
Daerah antara
tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis
(m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis
transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median
m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
A.2 GENITALIA INTERNAL
1. Uterus
Suatu organ
muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
2. Serviks
uteri
Bagian
terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding
dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot
polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar
di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang
ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa
serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang.
Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica.
Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung
glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan
air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
3. Corpus
uteri
Terdiri dari
: paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum
uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos
tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan
sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri,
menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.
Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada
di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks
uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.
4. Ligamenta
penyangga uterus
Ligamentum
latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum
ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum,
ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
5. Vaskularisasi
uterus
Terutama dari
arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica
cabang aorta abdominalis.
6. Salping
/ Tuba Falopii
Embriologik
uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang
8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum
uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan
sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).
7. Pars
isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan
bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer
gamet.
8. Pars
ampularis (medial/ampula)
Tempat yang
sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil
ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian
ini.Pars infundibulum (distal) dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae
abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi
“menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan
membawanya ke dalam tuba.
9. Mesosalping
Jaringan ikat
penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
10. Ovarium
Organ
endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang
kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah
dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
A.3 ORGAN REPRODUKSI / ORGAN SEKSUAL
EKSTRAGONADAL
1. Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah
pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan
lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli,
yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus,
air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting.
Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan
oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang,
termasuk sebagai sexually responsive organ.
2. Kulit
Di berbagai
area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan
responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam.
Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.
Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.
B.
Poros
Hormonal Sistem Reproduksi
1. Badan
pineal
Suatu kelenjar
kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian posterior
ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di depan
serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan
hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut
saraf. Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai “tempat roh”.
Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad. Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.
Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad. Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.
2. Hipotalamus
Kumpulan
nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus.
Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior (neurohipofisis). Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).
Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior (neurohipofisis). Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).
3. Pituitari
/ hipofisis
Terletak di
dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin
yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan
pematangan folikel (FSH – Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH –
luteinizing hormone). Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan
juga hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.
4. Ovarium
Berfungsi
gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum).Selain
itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna
folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon
gonadotropin.
5. Endometrium
Lapisan dalam
dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi.
Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi. Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.
Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi. Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.
C.
Hormon-Hormon
Reproduksi
1. GnRH
(Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus,
kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk
memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).
2. FSH
(Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di
sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi
memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium
wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
3. LH
(Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di
sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu
perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan
terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus,
LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan
progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah
bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1
jam).Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria : LH memicu sintesis
testosteron di sel-sel Leydig testis).
4. Estrogen
Estrogen
(alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara
primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal
melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks. Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara.
Juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks. Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara.
Juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
5. Progesteron
Progesteron
(alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di
kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron
menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan
yang optimal jika terjadi implantasi.
6. HCG
(Human Chorionic Gonadotrophin)
7. Mulai
diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).
Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar
100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml),
kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
8. LTH
(Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis
anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air
susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan
sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga
diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen). Fungsi laktogenik /
laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan. Prolaktin
juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya
berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel,
gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.
D.
Fisiologi
Alat Reproduksi Manusia
Berdasarkan
fungsinya ( fisiologinya ), alat reproduksi wanita mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1.
Fungsi seksual
2.
Fungsi hormonal
3.
Fungsi Reproduksi ( melanjutkan keturunan ).
1. Fungsi
Seksual
Alat yang berperan adalah vulva dan
vagina. Ketenjar pada vulva yang dapat mengeluarkan cairan, berguna sebagai
pelumas pada saat sanggama. Selain itu vulva dan vagina juga berfungsi sebagai
jalan lahir.
2. Fungsi
Hormonal
Yang disebut fungsi hormonal ialah peran
indung telur dan rahim didalam mempertahankan ciri kewanitaan dan pengaturan
haid. Perubahan-perubahan fisik dan psikhis yang terjadi sepanjang kehidupan
seorang wanita erat hubungannya dengan fungsi indung telur yang menghasilkan
hormon-hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron. Datam masa kanak-kanak indung
telur belum menunaikan fungsinya dengan baik. Manakala indung telur mulai
berfungsi, yaitu kurang lebih pada usia 9 tahun, mulailah ia secara produktif
menghasilkan hormone-hormon wanita. Hormon-hormon ini mengadakan interaksi
dengan hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar-kelenjar di otak. Akibatnya
terjadilah perubahan-perubahan fisik pada wanita. Paling awal terjadi
pertumbuhan payudara, kemudian terjadi pertumbuhan rambut kemaluan disusul
rambut-rambut di ketiak. Selanjutnya terjadilah haid yang pertama kali, disebut
menarche, yaitu sekitar usia 10-16 tahun. Mula-mula haid datang tidak
teratur, selanjutnya timbul secara teratur. Sejak saat inilah seorang wanita masuk
kedalam masa reproduksinya yang berlangsung kuranglebih 30 tahun. Pertumbuhan
badan menjelang menarche dan 1 sampai 3 tahun setelah menarche bertangsung
dengan cepat, saat ini disebut masa pubertas. Setelah masa reproduksi wanita
masuk kedalam masa klimakterium yaitu masa yang menunjukan fungsi indung telur
yang mulai berkurang. Mula-mula haid menjadi sedikit, kemudian datang 1-2 bulan
sekali atau tidak teratur dan akhirnya berhenti sama sekali. Bila keadaan ini
berlangsung 1 tahun, maka dikatakan wanita mengalami menopause. Menurunnya
fungsi indung telur ini sering disertai gejala-gejala panas, berkeringat,
jantung berdebar, gangguan psikhis yaitu emosi yang labil. Pada saat ini
terjadi pengecilan alat-alat reproduksi dan kerapuhan tulang. Menstruasi
atau haid yang terjadi secara siklus, 24-36 hari sekali, timbul karena penganuh-pengaruh
hormon yang berinteraksi terhadap setaput lendir rahim (endometrium). Lapisan
tersebut berbeda ketebalannya dari hari kehari, paling tebal terjadi pada saat
masa subur, yang mana endometrium dipersiapkan untuk kehamilan. Bila
kehamilan tidak terjadi, lapisan ini mengelupas dan terbuang berupa darah haid.
Biasarrya haid berlangsung 2- 8 hari dan jumlahnya kurang lebih 30-80 cc.
Sesaat setelah darah haid habis, lapisan tersebut mulai tumbuh kembali,
mula-mula tipis kemudian bertambah tebal untuk kemudian mengelupas lagi berupa
darah haid. Menjelang haid dan beberapa hari saat haid wanita sering mengeluh
kesah, mudah tersinggung, pusing, nafsu makan berkurang, buah dada tegang, mual
dan sakit perut bagian bawah. Kebanyakan wanita merryadari adanya keluhan ini
dan tidak mengganggu aktivitasnya, tetapi beberapa wanita merasakan keluhan ini
berlebihan. Berat ringannya keluhan ini, sesungguhrrya tergantung dari latar belakang
psikologis dan keadaan emosi pada saat haid.
3. Fungsi
reproduksi
Tugas reproduksi dilakukan oleh indung
telur, saluran telur dan rahim. Sel telur yang setiap bulannya dikeluarkan dari
kantung telur pada saat masa subur akan masuk kedalam saluran telur untuk
kemudian bertemu dan menyatu dengan sel benih pria ( spermatozoa ) membentuk
organisme baru yang disebut Zygote, pada saat inilah ditentukan jenis kelamin
janin dan sifat -sifat genetikrrya. Selanjutnya zygote akan terus berjalan di
sepanjang saluran telur dan masuk kedalam rahim. Biasanya pada bagian atas
rahim zygote akan menanamkan diri dan berkembang menjadi mudigah. Mudigah
selanjutnya tumbuh dan berkembang sebagai janin yang kemudian akan lahir pada
umur kehamilan yang cukup. Masa subur pada siklus haid 28 hari, terjadi sekitar
hari ke empat belas dari hari pertama haid. Umur sel telur sejak dikeluarkan dari
indung telur hanya berumur 24 jam, sedangkan sel benih pria berumur kurang
lebih 3 hari.
E.
Siklus
Menstruasi
Menstruasi merupakan proses
pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan
terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi
sering terjadi pada wanita usia sekitar
11 tahun. Hal ini merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan
seorang wanita.
Awal siklus menstruasi dihitung sejak terjadinya perdarahan pada
hari pertama dan berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Umumnya,
siklus menstruasi yang terjadi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita
yang memiliki siklus 28 hari. Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi;
pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat
dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan
endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya
darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan
dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi
yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik local yang aktif di
dalam endometrium.
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90%
wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus
28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini
bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. Panjang siklus menstruasi
dihitung dari hari pertama periode menstruasi hari dimana pendarahan dimulai
disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir
yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan
sekitar 200.000 hingga 400.000 telur yang belum matang/folikel. Normalnya,
hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan
sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut
telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian
berjalan menuju tuba fallopi untuk kemudiandibuah, yang disebut ovulasi.Daur
menstruasi berikutnya adalah pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam
ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma masuk kedalam tuba
falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk
dibuahi. Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan
menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan
diri” didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri
dan memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG). Hormon tersebut
membantu pertumbuhan embrio didalam rahim. Jika sel telur yang telah dilepaskan
tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan terjadilah proses
menstruasi.
·
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
1.
Masa menstruasiyang
berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim)
dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam
kadar paling rendah.
2.
Masa proliferasidari
berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir,
dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua
fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan
sel telur dari indung telur (disebut ovulasi).
3.
Masa sekresi. Masa sekresi
adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan
mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk
implantasi (perlekatan janin ke rahim) Gangguan Dalam Menstruasi Gangguan
menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan menstruasi yang dapat berupa
kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya
perdarahan.
·
Fase-fase dalam siklus menstruasi
Fase-fase
dalam sikus menstruasi merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi
antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus.
Fase-fase
tersebut adalah :
1.
Fase menstruasi atau
deskuamasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma,
sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron.
Turunnya kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari
endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi
pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang
keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 ml.
2.
Fase pasca menstruasi atau
fase regenerasi
Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium.
Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama
± 4 hari.
3.
Fase intermenstum atau fase
proliferasi
Pada fase ini hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan
hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari
folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang
folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan
pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar
esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat
basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga
mendukung kehidupan sperma.Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada
endometrium 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari
siklus menstruasi.
·
Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1.
Fase proliferasi dini,
terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari epitel
permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.
2.
Fase proliferasi madya,
terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi
dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi.
3.
Fase proliferasi akhir,
berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenali dari
permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.
4.
Fase pramenstruasi atau fase
sekresi. Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini
endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi
panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian
dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan
makanan untuk telur yang dibuahi.
·
Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
1.
Fase sekresi dini, pada fase
ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan.
2.
Fase sekresi lanjut,
pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih
berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen
dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua,
terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan
terjadinya nidasi.
F.
Macam-macam gangguan menstruasi
1.
Premenstrual Tension
(Ketegangan Prahaid) Ketegangan prahaid adalah keluhan-keluhan yang biasanya
mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang
sesudah haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid
berhenti.
Penyebabnya adalah sebagai
berikut:
Salah satu penyebab utama premenstrual
tension adalah faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga dan masalah sosial. Jika
ditinjau dari aspek anatomi penyebab esensial dari gangguan tersebut adalah
adanya defesiensi luteal dan pengurangan produksi progesterone serta
ketidakseimbangan estrogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium.
Patofisiologi: Meningkatnya kadar
esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah, yang akan
menyebabkan gejala deprese dan khususnya gangguan mental. Kadar esterogen akan
mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal
sebagai vitaminanti depresi karena berfungsi mengontrol produksi serotonin.
Serotonin penting sekali bagi otak dan syaraf, dan kurangnya persediaan zat ini
dalam jumlah yang cukup dapat mengakibatkan depresi. Hormon lain yang dikatakan
sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin, yang dihasilkan oleh
kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang
dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat
mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon
tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar
prolaktin dapat tinggi atau normal. Gangguan metabolism prostaglandin akibat
kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk
mengatur sistem reproduksi, sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.
2.
Disminorea
Disminorea adalah nyeri haid
menjelang atau selama haid, sampai membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja
dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala,
perasaan mau pingsan, lekas marah.
Penyebabnya adalah sebagai
berikut : jika ditinjau dari aspek anatomi,yang menjadi salah satu penyebab
gangguan disminorea adanya sekresi hormonsecara berlebihan atau sekresi sejenis
zat yang disebut prostaglandin.
G.
Kelainan
dan Penyakit pada System Reproduksi Wanita
1. GONORE
Gonore
adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorroeae yang menginfeksi lapisan dalam saluran kandung kemih, leher rahim,
rectum, tenggorokan, dan bagian putih mata. Gonore dapat menyebar melalui
aliran darah ke bagian tubuh lainya, terutama kulit dan persendian. Pada
wanita, gonore dapat naik ke saluran reproduksi dan menginfeksi selaput dalam
panggul sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi.
2. KANKER
RAHIM
Kanker
rahim merupakan tumor ganas pada lapisan rahim (endometrium). Kanker rahim
biasanya terjadi setelah menopause dan sering menyerang wanita yang berusia
50-60 tahun. Kanker rahim dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh seperti indung
telur, saluran telur, dan system getah bening. Wanita yang menderita kanker
rahim tampaknya memiliki factor resiko tertentu, meliputi usia, obesitas,
diabetes mellitus, hipertensi, atau kemandulan.
3. KANKER
PAYUDARA
Kanker
payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker
payudara dapat mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak, dan jaringan ikat pada payudara. Penyebab dari kanker payudara tidak
diketahui, tetapi ada beberapa factor resiko yang menyebabkan seorang wanita
menjadi lebih mudah menderita kanker payudara, yaitu usia diatas 75 tahun,
riwayat keluarga yang menderita kanker payudara, pemakaian pil KB, menstruasi
pertama sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan
pertama setelah usia 30 tahun, atau belum pernah hamil.
4. KANKER
VAGINA
Kanker
vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinanterjadi karena iritasi yang
diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannyaantara lain dengan kemoterapi
dan bedah laser.
5. KANKER
SERVIKS
Kanker
serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh diseluruh lapisan epitel serviks.
Penanganannya dilakukan dengan mengangkatuterus, oviduk, ovarium, sepertiga
bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
6. KANKER
OVARIUM
Kanker
ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul
, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal
. Penanganan dapat di lakukandengan pembedahan dan kemoterapi
4. ENDOMETRIOSIS
Endometrosis
adalah suatu penyakit dimana bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh di luar
rahim, padahal dalam keadaan normal, endometrium hanya ditemukan di dalam
lapisan rahim. Biasanya endometrosis terbatas pada lapisan rongga perut atau
permukaan organ perut. Endometrium yang salah tempat ini biasanya melekat pada
lapisan luar usus halus dan usus besar, kandung kemih, vagina, bahkan kadang
jaringan ini tumbuh di dalam paru-paru. Endometrosis dapat diturunkan dan lebih
sering ditemukan pada keturunan pertama. Factor lain yang meningkatkan resiko
terjadinya endometrosis adalah memiliki rahim abnormal, melahirkan pertama kali
pada usia diatas 30 tahun, dan kulit putih. Endometrosis yang berat dapat
menyebabkan kemandulan karena menghalangi jalannya ovum dari ovarium menuju
rahim.
5. AIDS
(ODHA)
AIDS
merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus). Virus HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang
yang sudah terinfeksi seperti di dalam darah, air mani, atau cairan vagina.
Sebelum HIV berubah menjadi AIDS, penderitanya akan terlihat sehat dalam waktu
5-10 tahun, mereka dapat menularkan HIV pada orang lain melalui hubungan seks
yang tidak aman, transfusi darah, pemakaian jarum suntik yang bergantian, dan
juga penurunan dari ibu hamil yang mengidap HIV kepada bayi yang dikandungnya.
.
BAB III
Kesimpulan
Menurut anatominya wanita memiliki organ reproduksi yang terbagi menjadi
dua, yaitu eksterna dan interna. Organ eksternal berfungsi sebagai berfungsi
untuk kopulasi. Organ-organ eksternal terdiri dari Vulva, Mons pubis, Labia
mayora, Labia minora, Clitoris, Vestibulum, Introitus / orificium vagina, Vagina,
dan Perineum. Organ internal berfungsi untuk
ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi,
pertumbuhan fetus, kelahiran. Organ-organ internal terdiri dari Uterus, Serviks
uteri, Corpus uteri, Ligamenta penyangga uterus, Vaskularisasi uterus, Salping
/ Tuba Falopii, Pars isthmica (proksimal/isthmus), Pars ampularis
(medial/ampula), Mesosalping, dan Ovarium. Sedangkan berdasarkan fungsinya (
fisiologinya ), alat reproduksi wanita mempunyai 3 fungsi, yaitu fungsi seksual,
fungsi hormonal dan fungsi Reproduksi ( melanjutkan keturunan ).
Daftar Pustaka
Caidhar Wirianto.2011.Daur Menstruasi.
Surabaya Universitas Airlangga:
http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/DaurMenstruasi_CaidharWarianto_21.pdf
diunduh 16 okt 2013 10:14
deswaty
furqonita,S.Si.,dkk.,2006.Seri IPA BIOLOGI SMP Kelas IX. Bogor:Quadra
Evelyne C.Pearce. 1997.
Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:Gramedia
Tita Husnitawati
Madjid.2009.Anatomi Dan Fisiologi Alat Reproduksi Wanita. Bandung: Universitas
Padjadjaran Jatinangor
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/12/anatomi_dan_fisiologi_alat_reproduksi_wanita.pdf
diunduh 14 okt 2013 pukul 18:55
0 komentar: