GENETALIA MASKULINA
Disusun
Oleh :
1. Agnes
Dian P (A.102.09.001)
2. Agung
Wicaksono (A.102.09.002)
3. Agustina
Intan PS (A.102.09.003)
4. Alfian
Hadri (A.102.09.004)
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
TAHUN
2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah memberikan
rahmat serta hidayahnya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata
kuliah dengan judul “GENETALIA MASCULINA”.
Terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami demi lancarnya tugas ini.
Tak ada gading yang tak retak begitu pula dengan makalah
kami yang tidak sempurna maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun makalah ini. Demikianlah makalah kami semoga bermanfaat
bagi kita semua.
Surakarta, Oktober 2013
Tim
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem yang
berfungsi untuk berkembangbiak, terdiri dari testis,ovarium dan bagian alat
kelamin lainnya. Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu
faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiolologis tidak vital bagi kehidupan
individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia
tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan
vasektomi pada organ reproduksinya (testis atau ovarium) atau mencapai
menopause dan andropause tidak akan mati.
Pada
umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai
masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar
endokrin dan hormone yang dihasilkan dalam tubuh manusia. Reproduksi juga
merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan
suatu generasi. Maka dari itu sangat penting bagi kita untuk mengetahui
organ-organ tersebut beserta fungsinya.
B.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui organ- organ, fungsi, dan letak organel genetalia
2. Untuk mengetahui perkembangan sperma
3. Untuk
mengetahui gangguan pada sistem reproduksi pria
C.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria ?
2.
Bagaimana proses
terjadinya spermatogenesis?
3.
Apa saja gangguan pada sistem reproduksi
pria ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
ORGANA
GENETALIA EKSTERNAL
Gambar
1. Anatomi reproduksi pria
1.
Penis
Penis
(dari bahasa Latin yang artinya “ekor”, akar katanya sama dengan phallus,
yang berarti sama) adalah alat kelamin jantan. Penis merupakan organ eksternal,
karena berada di luar ruang tubuh. Pada manusia, penis terdiri atas tiga
bangunan silinder berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian
atas berupa jaringan spons korpus kavernosa berfungsi ketika ereksi dan satu bagian yang lebih kecil di bawah . Satu rongga lagi
berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang
membungkus uretra berfungsi sebagai saluran air seni ketika kencing dan saluran untuk sperma
ketika ejakulasi. Ujung penis
disebut dengan glan penis. Penis sebagai alat
penting dalam hubungan seks baik untuk kreasi atau prokreasi. Uretra pada penis dikelilingi
oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah
dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan
terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Penis berfungsi sebagai alat persetubuhan serta alat
senggama dan juga sebagai saluran untuk pembuangan sperma dan air seni. Waktu
lembek dengan mengukur dari pangkal dan ditarik sampai ujung sekitar 9-12 cm.
Sebagian ada yang lebih pendek dan juga ada yang lebih panjang. Pada saat
ereksi yang penuh, penis akan memanjang dan membesar sehingga menjadi sekitar
10-14 cm. Pada orang Caucasian (barat) atau orang timur tengah lebih panjang
dan lebih besar sekitar 12,2-15,4 cm.
Gambar 2. Struktur penis
Penis sejati dimiliki oleh mamalia.
Reptilia tidak memiliki penis sejati karena hanya berupa tonjolan kecil serta
tidak tampak dari luar, sehingga disebut sebagai hemipenis (setengah penis).
2. Glans Penis
Glans adalah bagian
depan atau kepala penis. Glans banyak mengandung pembuluh darah dan saraf.
Kulit yang menutupi glans disebut foreskin (preputium). Di beberaa Negara
memiliki kebiasaan membersihkan daerah sekitar preputium ini atau dikenal
dengan yang namanya sunat.
3.
Buah zakar
Buah
zakar terdiri dari kantung zakar yang didalamnya terdapat sepasang testis dan
bagian-bagian lainnya. Kulit luar nya disebut skrotum. Skrotum berfungsi
melindungi testis serta mengatur suhu yang sesuai untuk spermatozoa (sel
sperma).
4.
Skrotum
Skrotum
adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus testis atau
buah zakar. Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di
depan perineum. Pada wanita, bagian ini serupa dengan labia mayora. Skrotum
berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum
kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot
polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga
dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot
yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot
kremaster. Pada skrotum manusia dan beberapa mamalia bisa terdapat rambut
pubis. Rambut pubis mulai tumbuh sejak masa pubertas.
Fungsi utama skrotum adalah untuk
memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki suhu 1-8oC lebih dingin
dibandingkan temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan
adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap yang menarik testis mendekati
dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis menjauhi dinding
tubuh agar lebih dingin. Pada manusia, suhu testis sekitar 34°C. Pengaturan suhu
dilakukan dengan mengeratkan atau melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat
bergerak mendekat atau menjauhi tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh
pada suhu dingin dan bergerak menjauh pada suhu panas.
B.
ORGANO
GENETALIA INTERNA
Organa genetalia maskulina interna terdiri dari testis, saluran pengeluaran (epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi , uretra), dan saluran pelengkap (vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar cowper)
a.
Testis
Testis adalah organ lunak, berbentuk oval, dengan
panjang 4 – 5 cm (1,5 – 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci) yang terletak
di dalam skrotum. Testis berjumlah sepasang. Testis terdapat di bagian tubuh
sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang
terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. Funsi testis secara umum merupakan alat untuk
memproduksi sperma dan hormone kelamin pria yang disebut testoteron. Dibagian
kelenjar testis ada beberapa bagian yaitu :
a.)
Tunika albuginea,
yaitu kapsul yang membungkus testis yang merentang ke arah dalam yang terdiri
dari sekitar 250 lobulus.
b.)
Tubulus
seminiferus, yaitu tempat berlangsungnya spermatogenenesis yang terlilit dalam
lobules, di dalamnya terdapat sertoli yang fungsinya adalah member nutrisi pada
spermatozoa yang sedang berkembang. Pembentukan hormone testosterone dan estrogen serta produksi hormone
inhibin (negative feed back) sehingga FSH turun.
c.)
Duktus, yang
membawa sperma masuk dari testis ke bagian exterior tubuh. Dalam testis sperma
bergerak ke lumen tubulus rekti, kemudian menuju jaringan-jaringan kanal testis
yang bersambung dengan 10-15 duktus deferen yang muncul dari bagian testis.
b.
Saluran pengeluaran
a)
Epididimis
Epididimis adalah struktur di dalam skrotum
yang melekat di bagian belakang testis dan memanjang sampai ke vas
deferens. Epididimis
berfungsi untuk menahan testis di tempatnya dan menyimpan sperma selama
proses pematangan. Struktur epididimis terdiri dari kaput (kepala), korpus
(badan) dan kauda (ekor). Sperma yang diproduksi testis masuk ke kaput
epididimis melalui korpus dan berhenti di kauda untuk disimpan. Ketika sperma
keluar dan berjalan ke kauda, mereka belum bisa berenang dan membuahi sel
telur. Pada saat mencapai kauda, mereka telah dapat membuahi sel telur. Sperma
akan ditransfer ke vesikula seminalis melalui vas deferens. Sperma belum bisa
berenang sehingga membutuhkan kontraksi otot untuk mendorong mereka ke vesikula
seminalis, di mana mereka mencapai kematangan penuh.
b)
Vas Deferens
Vas Deferens merupakan saluran lanjutan dari
epididimis. Maka vas deferens
merupakan saluran lurus dan mengarah ke atas. Bagian ujungnya terdapat di dalam
kelenjar prostat. Fungsi vas deferens ini adalah untuk jalanya (mengangkut)
sperma dari epididimis menuju ke kantong sperma atau vesikula seminalis
c)
Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi
merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra.
Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
d)
Uretra
Uretra
merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi
sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk
membuang urin dari kantung kemih.
c.
Saluran pelengkap
a.)
Vesikula seminalis
Vesikula seminalis dikenal juga dengan istilah kantung semen atau kantung
mani, merupakan salah satu kelenjar assesori pada organ reproduksi pria,
berjumlah sepasang dengan bentuk yang berlekuk-lekuk dan terletak di
belakang-bawah kantung kemih (vesika urinaria). Saluran pada masing-masing
vesikula seminalis bersatu dengan duktus deferens pada sisinya untuk membentuk
duktus ejakulatorius. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang
merupakan sumber makanan bagi sperma.
b.)
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan
terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah
yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma. Fungsi utamanya
adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga
bagian dari air mani.
c.)
Kelenjar cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra)
merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat
alkali (basa).
C.
Proses Spermatogenesis
Spermatogenesis
adalah proses pembentukan sel
spermatozoa (tunggal : spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad)
jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat
sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah
proses kompleks. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal
dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi
di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan dalam epididimis. Tubulus
seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang disebut spermatogonia
(jamak). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapis luar sel-sel epitel
tubulus seminiferus. Spermatogonia
berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk
sperma.
Tahapan pada proses spermatogenesis, yaitu :
a. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali
yang akan menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif
dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia
ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit
primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut
spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi
spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini
akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Spermatosit
primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis.
Satu spermatosit akan menghasilkan
dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
b. Tahapan
Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma
makin banyak dan segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder
yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara
meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga. Sitokenesis pada
meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi
masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan
dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
c. Tahapan
Spermiogenesis
Merupakan
transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase
golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat
spermatozoa (sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid
memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai
memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan
ekor. Bila spermatogenesis sudah selesai,
maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan
lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik
kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui
uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula
seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan
dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu
ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.
D.
Hormon
Pada Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh
sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle
Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
1.
Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig
yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap
pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis
untuk membentuk spermatosit sekunder.
2.
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH
berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
3.
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH
juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi
sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
4. Estrogen
Estrogen
dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan
estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua
hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
5. Hormon
Pertumbuhan
Hormon
pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
E.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
2.
Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang
disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan
testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
3.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua
testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal
tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin
untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
4.
Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa
gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering
menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum
atau virus herpes.
5.
Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat yang sering
disertai dengan peradangan pada uretra. Gejalanya berupa pembengkakan yang
dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa nyeri bila buang air kecil.
Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan
bakteri.
6.
Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada
saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli
dan Chlamydia.
7.
Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan
oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan
infertilitas.
8.
Anorkidisme
Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama
sekali.
9.
Hyperthropic prostat
Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar
prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya
belum jelas diketahui.
10.
Hernia inguinalis
Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan.
11.
Kanker prostat
Gejala kanker prostat mirip dengan hyperthropic
prostat. Menimbulkan banyak kematian pada pria usia lanjut.
12.
Kanker testis
Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di
dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau
menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).
13.
Impotensi
Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun
mempertahankan ereksi penis pada pada hubungan kelamin yang normal.
14.
Infertilitas (kemandulan)
Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan.
Infertilitas dapat disebabkan faktor di pihak pria maupun pihak wanita. Pada
pria infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengfertilisasi ovum.
Hal ini dapat disebabkan oleh:
a.)
Gangguan
spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena
racun, infeksi, atau gangguan hormon
b.)
Tersumbatnya
saluran sperma
c.)
Jumlah sperma yang
disalurkan terlalu sedikit
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Organ genetalia masculina terdiri dari oragn
eksternal(penis, glans, buah zakar, scrotum) dan internal (testis, epididimis,
vas deferens, saluran ejakulasi, uretra, vesikula seminalis, kelenjar prostat,
dan kelenjar cowper)
B.
Saran
Pengetahuan
mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua orang. Dengan
pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat menjaga alat
reproduksinya untuk tidak digunakan secar bebas tanpa mengatahui dampaknya,
Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran, dan tidak
menyesatkan. Dengan demikian orang tersebut akan dapat menghadapi rangsangan
dari luar dengan cara yang sehat, matang dan bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Nurachmah,Elly.dkk.2011.Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi.Jakarta:Salemba Medika.
http://rithagangguanpadareproduksi20110909.blogspot.com/2011/09/kelainan-pada-sistem-reproduksi-pria.html
Verrals, syivia. Ed 3. 1997. Anatomy and physiology
applied to obstetrics. EGC :Jakarta
0 komentar: