MAKALAH
FISIOLOGI
“ KELENJAR
ENDOKRIN ”
Oleh
:
1. Devia Puspitasari ( A102.09.013)
2. Dhian Christy
Novitasari ( A102.09.014)
3. Dini Mahargyani ( A102.09.015 )
4. Erma Lintang
Indriani ( A102.09.016 )
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013 / 2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kasih karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah fisiologi
tentang Kelenjar Endokrin. Makalah ini disusun untuk memenehui tugas penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis butuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Surakarta, Oktober
2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sistem
endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans untuk digunanakn
di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap beredar dan
bekerja didalam tubuh. Hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh
kelenjar endokrin tertentu. terdapat hormon setempat dan hormon umum. contoh
dari hormon setempat adalah: Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian
ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yang dilepaskan
oleh dinding duedenum dan diangkut dalam darah menuju penkreas untuk
menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus,
diangkut kekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas
sehingga timbul sekresi enzim.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Kelenjar
endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis
sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau
gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh
kapiler.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf,
mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja
untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural) Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua
kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi
dihantarkan tidak melaui saluran, tapi dari sel-sel endokrin langsung masuk ke
pmbuluh darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target
(responsive cells) tempat terjadinya efek hormon. Sedangkan
ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti
uretra dan saluran kelenjar ludah.
Tubuh
kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar tersebut,
ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut hanya
menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary,
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar
timus. Selain itu ada beberapa organ endokrin yang menghasilkan zat lain selain
hormon yakni: Kelenjar Hormon Zat lain yang dihasilkan Pankreas Insulin,
glukagon Enzim pencernaan Testis Testosteron Sel sperma Ovarium Estrogen,
progesteron Sel telur / ovum.
A. Fungsi Kelenjar Endokrin :
1.
Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang yang diperlukan oleh
jaringan tubuh tertentu.
2. Mengontrol
aktivitas kelenjar tubuh
3. Merangsang
aktivitas kelenjar tubuh
4. Merangsang
pertumbuhan jaringan
5. Mengatur
metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus
6. Memengaruhi metabolisme lemak, protein,
hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.
B. Kelenjar Endokrin dan Hormon Yang Dihasilkan
1. Kelenjar hipofisis
( lobus anterior ) :
a. Hormon pertumbuhan ( somatotropin )
b. Thyroid-Stimulatin Hormon ( TSH )
c. adrenokortikotropin ( ACTH )
d. Follicle-Stimulating Hormon ( FSH )
e. Luteinizing Hormon ( LH )
f. prolaktin
2. Kelenjar
hipofisis ( lobus posterior ):
a.
Antidiuretik ( vasopresin )
b.
Oksitosin
3. Kelenjar tiroid :
a.
Tiroksin
b.
Kalsitonin
4. Kelenjar
paratiroid : parathormon
5. Kelenjar
Adrenal :
a. korteks : mineralokortikoid, glukokortikoid, dan hormon seks
b. medula : epinefrin, dan
norepinefrin
6. Kelenjar pankreas :
a. insulin
b. glukagon
c. somatostatin
7. Ovarium :
a. Estrogen
b. Pogesteron
8. Testis :
Testoteron
C.
Kelenjar Hipofisis
Hipofise merupakan sebuah kelenjar
sebesar kacang polong, yang terletak di dalam struktur bertulang (sela tursika)
di dasar otak. Hipofisis mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar
endokrin lainnya, sehingga disebut kelenjar pemimpin, atau master of gland.
Kelenjar hipofisis terdiri dari dua lobus, yaitu lobus anterior dan lobus
posterior.
1. Fungsi hipofisis anterior ( adenohipofise )
: menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi
dari semua organ endokrin yang lain.
a. Hormon pertumbuhan (somatotropin ) :
mengendalikan pertumbuhan tubuh (tulang, otot, dan organ-organ lain).
b. Hormon TSH : mengendalikan pertumbuhan dan aktivitas sekretorik kelejar
tiroid.
c. Hormon ACTH : mengendalikan
kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari kortex
suprarenal.
d. Hormon FSH : pada
ovarium berguna untuk merangsang perkembangan folikel dan sekresi esterogen.
Pada testis, homon ini berguna untuk merangasang pertumbhan tubulus
seminiferus, dan spermatogenesis.
e. Hormon LH : pada ovarium, untuk ovulasi, pembentukan korpus luteum, menebalkan
dinding rahim dan sekresi progesteron. Dan pada testis, untuk sekresi
testoteron
f. Hormon Prolaktin : untuk
sekresi mamae dan mempertahankan korpus luteum selama hamil.
2. Fungsi hipofisis posterior
a. Anti-diuretik hormon
(ADH : mengatur jumlah air yang
melalui ginjal, reabsorbsi air, dan mengendalikan tekanan darah pada arteriole.
b. Hormon oksitosin : mengatur kontraksi
uterus sewaktu melahirkan bayi dan pengeluaran air susu sewaktu menyusui.
Hipofise terletak di sella tursika,
lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1
cm dan dibagi atas dua lobus Lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari
hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3
bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga
neurohipofise.
Hipofise stalk adalah struktur yang
menghubungkan lobus posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini
merupakan jaringan saraf. Hipofise menghasilkan hormon tropik dan hormon
nontropik. Hormon tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar
sasaran sedangkan hormon nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran.
Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar
endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki “master of glands”.
D.
Kelenjar Tiroid Tiroid
merupakan kelenjar kecil, dengan
diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat dibawah jakun. Dalam keadaan
normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila
membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak
dibawah atau di samping jakun. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang
mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh.
Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme
tubuh melalui 2 cara :
1. Merangsang hampir setiap
jaringan tubuh untuk menghasilkan protein
2. Meningkatkan jumlah oksigen
yang digunakan oleh sel.
Atas pengaruh hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis lobus anterior, kelenjar tiroid dapat
memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur
pertukaran zat metabolisme tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Fungsi
kelenjar tiroid sendiri adalah sebagai berikut :
1. Bekerja sebagai perangsang
proses oksidasi
2. Mengatur penggunaan oksidasi
3. Mengatur pengeluara karbon
dioksida
4. Metabolik dalam hati pengaturan
susunan kimia dalam jaringan
5. Pada anak mempengaruhi
fisik dan mental Kelenjar tiroid menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut :
a. Tri-iodo-tironin(T3) dan
Tiroksin (T4), berguna untuk merangsang metabolisme zat, katabolisme protein,
dan lemak. Juga meningkatkan produksi panas merangsang sekresi hormon
pertumbuhan, dan mempengaruhi perkembangan sel-sel saraf dan mental pada balita
dan janin. Kedua hormon ini biasa disebut dangan satu nama,yaitu hormon tiroid.
b. Kalsitonin : menurunkan kadar
kalsium plasma, denagn meningkatkan jumlah penumpukan kalsium pada tulang.
E.
Kelenjar Paratiroid
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada
manusia, yang terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub
superior kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya. PTH bekerja langsung
pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang dan memobilisasi Ca2+. Selain
meningkatkan Ca2+ plasma dan menurunkan fosfat plasma, PTH meningkatkan
ekskresi fosfat dalam urin. Efek fosfaturik ini disebabkan oleh penurunan
reabsorpsi fosfat di tubulus proksimal.
PTH juga meningkatkan reabsorpsi
Ca2+ di tubulus distal, walaupun ekskresi Ca2+ biasanya meningkat pada
hiperparatiroidisme karena terjadi peningkatan jumlah yang difiltrasi yang
melebihi efek reabsorpsi. PTH juga meningkatkan pembentukan 1,25
dihidroksikolekalsiferol, metabolit vitamin D yang secara fisiologis aktif.
Hormon ini meningkatkan absorpsi Ca2+ dari usus, tetapi efek ini tampaknya
disebabkan hanya akibat stimulasi pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol.
Fungsi kelenjar paratiroid :
a) Memelihara konsentrasi ion
kalsium yang tetap dalam plasma
b) Mengontrol ekskresi kalsium dan
fosfat melalui ginjal
c) Mempercepat absorbsi kalsium di
intestin
d) Kalsium
berkurang, hormon para tiroid menstimulasi reabsorpsi tulang sehingga menambah
kalsium dalam darah
e) Menstimulasi
dan mentransport kalsium dan fosfat melalui membran sel Kelenjar ini
menghasilkan hormon yang sering disebut parathormon, yang berfungsi
meningkatkan resorpsi tulang, meningkatkan resorpsi kalsium, dan menurunkan
kadar kalsium darah.
F.
Kelenjar Adrenal ( anak ginjal )
Terdapat
2 buah kelenjar adrenal pada manusia, dan masing-masing kelenjar terletak
diatas ginjal. Kelenjar adrenal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian medula
adrenal ( bagian tengah kelenjar adrenal ) dan korteks adrenal ( bagian luar
kelenjar ). Korteks adrenal memproduksi 3 kelompok hormon steroid, yaitu
glukokortikoid dengan prototipe hidrokortison, mineralokortikoid khususnya
aldosteron, dan hormon-hormon seks khususnya androgen.
Glukokortikoid berfungsi untuk
mempengaruhi metabolisme glukosa, peningkatan sekresi hidrokortison akan
menaikan kadar glukossa darah. Mineralikortikoid bekerja meningkatkan absorbsi
ion natrium dalam prose pertukaran untuk mengekresikan ion kalium atau
hidrogen. Hormon seks adrenal ( androgen ) memberikan efek yang serupa dengan
efek hormon seks pria. Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari saraf
otonom. Selain itu juga menghasilkan adrenalin da noradrenalin. Nor adrenalin
menikan tekanan darah denga jalan merangsang serabut otot di dalam dinding
pembuluh darah untuk berkontraksi, dan adrenalin membantu metabolisme
karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
· Fungsi
kelenjar adrenal korteks :
a. Mengatur keseimbangan air,
elektrolit dan garam
b. Mempengaruhi metabolisme lemak,
hidrat arang, dan protein
c. Mempengaruhi aktivitas jaringan
limfoid
· Fungsi
kelenjar adrenal medula :
a. Vasokontriksi pembuuh darah
perifer
b. Relaksasi bronkus
c. Kontraksi selaput lendir dan
arteriole
G.
Kelenjar Pankreas
Kelenjar
ini terdapat di belakang lambung didepan vertebra lumbalis I dan II. Sebagai
kelenjar eksokrin akan menghasilkan enzim-enzim pencernaan ke dalam lumen
duodenum. Sedangkan Sebagai endokrin terdiri dari pulau-pulau Langerhans, menghasilkan
hormon. Pulau langerhans berbntuk oval dan tersebar diseluruh pankreas. Fungsi
pulau langerhans sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi,
menghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida.
Pada manusia, mengandung 4 macam
sel, yaitu :
a) sel A (atau α) : menghasilkan glukagon
b) sel B (atau β) : menghasilkan insulin
c) sel D (atau γ) : menghasilkan somatostatin
d) sel F (sgt kecil) : menghasilkan
polipeptida pankreas Hormon insulin berguna untuk menurunkan gula darah,
menggunakan dan menyimpan karbohidrat.
Glukagon berfungsi untuk menaikkan
glukosa darah dengan jalan glikolisis. Sedangkan somatostatin berguna
menurunkan glukosa darah dengan melepaskan hormon pertumbuhan dan glukagon.
H.
Kelenjar Kelamin
Dibagi menjadi 2, yaitu kelamin pria
( testis ) dan kelamin wanita (ovarium). Testis terletak di skrotum dan
menghasilkan hormon testosteron. Hormon ini berfungsi dalam mengatur
perkembangan ciri seks sekunder, dan merangsang pertumbuhan organ kelamin pria.
Sedangkan ovarium terdapat pada samping kiri dan kanan uterus, yang menghasilkan
esterogen dan progesteron. Fungsi estrogen adalah pematangan dan fungsi siklus
haid yang normal. Sedangkan fungsi hormon progesteron adalah pemliharaan
kehamilan.
I.
Hipotalamus
Hipotalamus
sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi
hormon-hormon hipofise. Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang
hipofisa. Beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yang
lainnya menekan pelepasan hormon hipofisa. Hipotalamus terletak di batang otak,
tepatnya di dienchepalon, dekat dengan ventrikel ot ketiga (ventrikulus
tertius) yang berfungsi sebagai pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang
menjalankan fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf.
Hormon-hormon hipotalamus antara
lain:
a. ACTH : Adrenocortico Releasing Hormon
b. ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormon
c. TRH : Tyroid Releasing Hormon
d. TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
e. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
f. GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
g. PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
h. PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
i. PRH : Prolaktin Releasing Hormon
j. PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
k. GRH : Growth Releasing Hormon.
l. GIH : Growth Inhibiting Hormon
m. MRH : Melanosit Releasing Hormon
n. MIH : Melanosit Inhibiting Hormon
J.
Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem
kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang
tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan
homeostasis tubuh. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka
sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung
saraf.
Hormon adalah zat yang dilepaskan
ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang bertindak sebagai
“pembawa pesan” untuk dibawa ke berbagai sel tubuh, kemudian “pesan” itu
diterjemahkan menjadi suatu tindakan. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil
bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon yang dihasilkannya itu dalam
jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui
pembuluh darah. Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai
hormon yanglarut dalam air atau yang larut dalam lemak.
Hormon yang larut dalam air
termasuk polipeptida (misal insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik
(ACTH), gastrin) dan katekolamin (misal dopamin, norepinefrin, epinefrin).
Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (misal estrogen, progesteron,
testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (misal tiroksin). Hormon
yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon
steroid dapat menembus membran sel dengan bebas
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem
saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama
bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain
saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Sistem
endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu
mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan
pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin
tertentu. terdapat hormon setempat dan hormon umum
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C.
2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Ed. 8. Vol. 2. Jakarta : EGC
Pearce, Evelyn C.
2002. Anatomi Dan Fisiologi Untuk
Paramedis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk
Mahasiswa Keperawatan. Ed. 3. Jakarta : EGC
Anggriani, Rida.
Nurachman, Elly. 2011. Dasar-dasar Anatomi
dan Fisiologi. Indonesia : Salemba
Medika
LAMPIRAN
Gambar 1 : Letak kelenjar endokrin
Gambar 2 : Letak Hipotalamus
Gambar 3 : Struktur morfologi Kelenjar
Thyroid
Gambar 4 : Struktur morfologi kelenjar
adrenal
Gambar 5 : Struktur morfologi kelenjar
pankreas
Gambar 6 : Kelenjar Parathyroid
0 komentar: