MAKALAH FISIOLOGI MANUSIA
( Reguler IBI )
DISUSUN OLEH :
3. Handini
Wahyu Yan Maulani (A102.09.019)
4. Hasti Putri
Hapsari (A102.09.020)
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
KOTA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2013 - 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Secara anatomi, ginjal berbentuk
seperti kacang koro dengan warna merah coklat dan berjumlah dua biji. Kedua
ginjal terletak pada bagian posterior dari rongga abdomen, disebelah lateral
kolumna vertebralis, retroperitoneal, diselubungi oleh jaringan lemak dan jaringan
ikat kendor. Ginjal kiri terletak lebih tinggi dari pada ginjal kanan.
Perbedaan letak ini disebabkan oleh adanya hepar diatas ginjal kanan sehingga
ginjal dekstra lebih rendah. Berat ginjal pria sekitar 125 – 170 gram dan
ginjal perempuan 115-155gram.
Bagian- bagian dan permukaan-
permukaan ginjal antara lain: fascies anterior, fascies posterior, margo
lateralis, margo medialis, polus kranialis, dan polus kaudalis. Margo lateralis
konvek ke lateral, sedangkan margo medialis konkaf kemedial dan
tengah-tengahnya terdapat tempat yang disebut hilus renalus setinggi VL.I.
Hilus ini merupakan pintu masuk kedalam suatu rongga yang dinamakan sinus
renalis dimana dasar dan atapnya diliputi oleh kapsul fibrosa dari ginjal.
Didalam sinus ini terletak vasa renalis dan pelvis renalis yang akan masuk
kedalam jaringan ginjal. Pada dasar sinus terdapat tonjolan- tonjolan yang
terbentuk dari papila renalis.
Secara fisiologis ginjal berfungsi
mempertahankan keseimbangan asam basa didalam darah dengan jalan membuang
metabolit dan bahan – bahan yang tidak berguna lagi dari darah. Mula-mula
penyaringan dari darah dilakukan pada glomerulus, kemudian diulangi lagi pada
tubulus kontraktus I (tubulus proksimalis) sehingga terdapat kseimbangan garam
– garam dalam darah. Hasil akhir penyaringan tersebut adalah urine yang
akhirnya keluar melalui ureter.
A. Tujuan :
1. Sebagai tugas mata kuliah
fisiologi manusia
2. Menjelaskan struktur dan fungsi
ginjal serta fungsi tubulus.
3. Menjelaskan filtrasi glomerulus.
4. Menjelaskan fisiologi ureter,
vesika urinaria, dan uretra.
5. Menjelaskan proses berkemih dan
komposisi urine.
B. Ruang
lingkup materi :
1. Anatomi dan
Fisiologi Ren
2. Sistem
Urinalisa
BAB II
ISI
A.
Strukture
Ginjal (Ren)
Bagian luar ren dibungkus oleh tunika fibrosa atau capsula fibrosa.Capsula
fibrosa akan berhubungan dengan fascia renalis melalui perantaraan trabeculae
dengan menembus perirenal fat.Bagian sentral dari ren disebut hilus renalis dan
akan melanjut menjadi sinus renalis.
Bagian-bagian dari sinus renalis
1.
Pelvis renalis
2.
Calyces majores et minores
Calyces minor merupakan saluran yang
keluar dari papila renalis.Calyces minor bersatu membentuk calyces
major.Beberapa calyces major akan membentuk tubulus yang besar disebut pelvis
renalis. Pelvis renalis melanjut menjadi ureter dan keluar dari ren melalui
hilus renalis
3. Cabang-cabang a/v renalis
4.
Nervi
Nephron
Adalah unit fungsional terkecil dari
ren yang jumlahnya sekitar 1.250.000 nephron untuk setiap ren. Merupakan unit
yang kompleks.Terdiri dari :
1.
Tubulus renalis atau corpusculum renalis yang tersusun
oleh glomerulus dan capsula bowmani.
2.
Vas afferen
3.
Vas defferen
4.
Tubulus contortus proximalis
5.
Pars descenden tubulus henle
6.
Ansa henle
7.
Pars ascenden tubulus henle
8.
Tubulus contortus distalis
9.
Tubulus collectivus / tubulus rectus
B.
Bila dibuat
irisan melalui hilus renalis, maka tampak bahwa ginjal ada 2 bagian yaitu
1. Korteks renalis,
terdiri dari:
a. Korteks
Renalis
Korteks renalis merupakan bagian luar
ginjal yang warna merah coklat terletak langsung dibawah kapsula fibrosa dan
berbintik- bintik. Bintik – bintik pada korteks renalis karena adanya
korpuskulus renalis dari malphigi yang terdiri atas kapsula Bowman dan
glomerulus.
1)
Kapsula
Bowman
Merupakan permulaan dari saluran ginjal yang meliputi
glomerulus
2) Glomerulus
Merupakan anyaman pembuluh – pembuluh darah pada
ginjal. Secara fisiologis pada bagian glomerulus terjadi filtrasi darah untuk
mengeluarkan zat-zat yang tidak digunakan oleh tubuh.
a)
Filtrasi adalah proses penyaringan yang dilakukan oleh
nephron yang merupakan unit fungsional terkecil dari ginjal.
b)
Vas afferen yang masuk ke dalam glomerulus akan
membentuk anyam-anyaman kapiler glomerulus yang bertindak sebagai filter
terhadap plasma darah, kemudian akan melanjut menjadi vas efferen yang akhirnya
ke peritubulus.
c)
Jumlah total aliran darah yang menuju ginjal disebut Renal
Blood Flow/ RBF. Sedangkan jumlah plasma darah yang mengalir ke dalam ginjal
disebut Renal Plasma Flow / RPF. RBF kira-kira 1200ml/ menit
Proses Filtrasi
Setelah
darah masuk ke ginjal melalui vas afferen masuk dalam glomerulus dan mengalami filtrasi
terus menerus kemudian ke vas efferen dan keluar dari glomerulus menuju kapsula
bowman. Untuk mendorong supaya cairan plasma darah difiltrasi masuk ke dalam
kapsula bowman membutuhkan suatu tekanan yang disebut tekanan filtrasi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi tekanan filtrasi yaitu:
a.
Tekanan kapiler glomerulus
b.
Tekanan koloid osmotik plasma
c.
Tekanan kapsula bowman
d.
Konstriksi vas afferen
e.
Konstruksi vas efferen
Filtrat adalah cairan plasma darah yang difiltrasi oleh glomerulus masuk ke
dalam tubulus. Adapun komposisi dari filtrat adalah:
a.
Protein
b.
Eritrosit
c.
Ion negatip = klorida, bicarbonat
d.
Ion positip
e.
Zat yang tak terionisir = ureum, kreatinin, glukosa.
Laju
Filtrasi adalah jumlah filtrat glomerulus yang dibentuk setiap menit dalam
semua nephron kedua ginjal. Faktor yang mempengaruhi:
a.
Tekanan filtrasi glomerulus
b.
Kecepatan aliran darah kapiler glomerulus
c.
Perangsangan saraf simpatis
d.
Tekanan darah sistemik
Rata-rata
laju filtrasi glomerulus adalah 125ml/menit. Setelah mengalami proses filtrasi
didalam glomerulus masuk kedalam tubulus, maka selanjutnya akan mengalami:
a.
Zat tersebut didalam tubulus ginjal tidak direabsorbsi
atau tidak disekresi sehingga kadar zat yang difiltrasi akan sama dengan
kadarnya dalam urine
b.
Zat tersebut didalam tubulus akan direabsorbsi kembali
sehingga zat tersebut sebagian atau seluruhnya masuk kembali kedalam plasma
darah, sehingga jumlah yang difiltrasi akan lebih besar dari kadarnya dalam
urine.
c.
Zat tersebut didalam tubulus akan mendapat tambahan
sekresi dari tubulus, sehingga kadar yang difiltrasi lebih besar dari kadar
dalam urine, karena kadar dalam urine merupakan total jumlah filtrasi dan
sekresi.
b.
Tubulus Renalis
Merupakan bagian korteks yang masuk
ke dalam medula diantara piramida renalis, sering disebut kolumna renalis.
1)
Tubulus Kontortus Proksimal
Tubulus kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan berakhir sebagai
saluran yang lurus di medula ginjal (pars desendens Ansa Henle). Dindingnya
disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas-batas yang sukar dilihat. Inti sel
bulat, bundar, biru dan biasanya terletak agak berjauhan satu sama lain.
Sitoplasmanya bewarna asidofili (kemerahan). Permukaan sel yang menghadap ke
lumen mempunyai paras sikat (brush border). Tubulus ini terletak di korteks
ginjal. Fungsi tubulus kontortus proksimal adalah mengurangi isi filtrat
glomerulus 80-85 persen dengan cara reabsorpsi via transport dan pompa natrium.
Glukosa, asam amino dan protein seperti bikarbonat, akan direabsorpsi Jaringan
ginjal. Warna biru menunjukkan satu tubulus. Proses Reabsorbsi Zat-zat yang
direabsorbsi pada tubulus dengan cara Difusi Pasip mengikuti gradien kimia dan
gradien listrik atau dengan cara Transport Aktip melawan gradien-gradien
tersebut.
Transport Aktip berarti melawan gradien-gradien sehingga memerlukan tenaga
atau energi yang diperoleh dari sel melalui pemecahan ATP. Contohnya Transport
Aktif dari ion natriuum.
Transport Aktip ion Na. 90% ion Na direabsorbsi kembali pada tubulus
proksimalis, Ansa Henle, tubulus distalis dan tubulus kollektivus. Sebagian
besar 90% melalui transport aktip ditubulus proksimalis dan Ansa Henle. Sisanya
melalui difusi pasif karena pengaruh ADH ditubulus kolektivus.
Ada 2 tipe transport Na:
a)
Pompa Na elekteogenik
b)
Pompa pertukaran Na dan K
Pada difusi
pasif tidak
memerlukan energi/ tenaga tetapi berdasarkan perbedaan gradien kimia atau
gradien listrik.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses difusi pasif:
a)
Permeabilitas membran
b)
Konsentrasi solute/ jumlah air yang direabsorbsi
Biasanya
ion negatip secara difusi pasif. Reabsorbsi zat-zat yang masih berguna oleh
tubuh
a)
Glukosa = secara transport aktif ditubulus proksimalis.
b)
Protein = secara transport aktif ditubulus proksimalis.
c)
Vitamin = secara transport aktif ditubulus proksimalis.
2)
Tubulus kontortus distal
Tubulus kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh
selapis sel kuboid dengan batas antar sel yang lebih jelas dibandingkan tubulus
kontortus proksimal. Inti sel bundar dan bewarna biru. Jarak antar inti sel
berdekatan. Sitoplasma sel berwarna basofil (kebiruan) dan permukaan sel yang
mengahadap lumen tidak mempunyai paras sikat. Bagian ini terletak di korteks
ginjal. Fungsi bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin.
2. Medula
renalis
Medula
renalis terletak dekat hilus, sering terlihat berupa garis-garis putih oleh
karena adanya saluran – saluran yang terletak dalam piramida renalis. Tiap
piramida renalis mempunyai basis yang menjurus kearah korteks dan apeksnya
bermuara kedalam kaliks minor sehingga menimbulkan tonjolan yang dinamakan
papila renalis yang merupakan dasar sinus renalis. Medula renalis terdiri dari
:
1)
Lengkung
Henle (pars asenden dan pars desenden)
2)
Duktus
koligentes
3)
Duktus
Bellini ( duktus papilaris)
Fiksasi Ginjal
:
1)
Fasia prarenalis
2)
Fasia retrorenals
3)
Kapsula adiposa
4)
Kapsula fibrosa
Apabila alat-alat fiksasi kurang berperan fungsinya
maka ren dapat mudah bergerak – bergerak yang disebut REN MOBILIS
a.
Vaskularisasi Ginjal
Vaskularisasi
ginjal dimulai dari cabang aorta abdominalis dari arteri mesentrika superior
yang kanan dorsal dari vena cava inferior sebelum mencapai hilus telah
bercabang – cabang jadi aa.segmentales, biasanya 3 anterior dari pelvis renalis
dan 1 cabang diposteror dari pelvis renalis. Setelah mencapai hilus renalis
masing – masing arteri renalis bercabang jadi 4-5 cabang yang dinamakan arteri
interlobaris. Sebelum mencapai hilus ia memberi cabang untuk glandula
suprarenalis, ureter, dan jaringan lemak pararenal.
Kadang-
kadang ada sebuah arteri renalis aksesoris yang juga keluar dari aorta
abdominalis langsung menuju kepolus dari ginjal tanpa melalui hilus. Arteri –
arteri interlobulkaris berjalan didalam medula ( dalam columna renalis dan
bertini). Yang akhirnya masing-masing membelok untuk membentuk arteri arkuata
yang berjalan disuperfisial basis piramida renalis ( pada perbatasan korteks
medula).
b.
Aliran Limfa
1)
Pleksus limfaseus didalam jaringan ginjal membentuk 4 –
5 trunkus limfaseus, cairan limfa kemudian dialirkan kenodus limfa dalam hilus
renalis akhirnya kenodus limfa lumbalis ( nodus limfa paraaortikus)
2)
Pleksus limfaseus didalam kapsula adiposa dialirkan
kenodus limfa pada hilus renalis akhirnya juga kenodus limfa lumbalis.
3)
Pleksus limfaseus profundus dari kapsula fibrosa
dialirkan kenodus limfa pada hilus renalis akhirnya kenodus limfa lumbalis
4)
Terdapat hubungan timbal balik antara pleksus limfaseus
dalam kapsula adiposa dan yang terletak profundus dari kapsula fibrosa.
C. Glandula Suprarenalis ( Glandula
Adrenalis)
Merupakan kelenjar endokrin yang kecil, lunak,
dan berwarna kuning. Menghasilkam hormon- hormon steroid ( mineralokortikoid,
glukokortikoid, dan seks steroid) dan adrenalin. Masing-masing terletak pada
fascies supramedialis ginjal didalam kapsula adiposa tertutup oleh fasia
renalis.
Secara fisiologi korteks glandula suprarenalis
menghasilkan hormon-hormon steroid . Hormon ini penting dalam mempertahankan
keseimbangan elektrolit serta dalam metabolisme protein dan karbohidrat.
Sekresi hormon- hormon ini dikontrol oleh hormon kelenjar hipofisis. Medula
menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan non adrenalin yang efeknya sama dengan
memberi stimulus pada sistem saraf simpatis.
1.
Hormon yang disekresikan oleh ginjal :
a. Hormon Renin
yang sangat penting didalam sistema kardiovaskuler
Disekresi oleh Aparatus juksta glomerulus.
1)
Sekresi renin dirangsang oleh:
a)
Hipoksia jaringan ginjal
b)
Sirosis
c)
Diuretik
d)
Hiponatremi
2) Pengaruh
Angiotensin II
a.
Menaikkan tekanan darah
b.
Konstriksi Arteriole
c.
Meningkatkan sekresi hormon aldosteron
d.
Meningkatkan sekresi ADH
3)
Hormon Eritrogenin
Disekresi
oleh sel juksta glomerulus. Fungsinya mengubah suatu globulin yang dihasilkan
menjadi Eritropoetin, dimana eritropoetin akan merangsang eritropoein sensitive
sten cells pada sumsum tulang untuk membentuk proeritroblas, yang merupakan
cikal bakal eritrosit. Sekresinya dirangsang oleh hipoksia, garam kobalt,
katekolamin, hormon androgen.
D.
Pelvis
Renalis / Pelvis Ureteris
Pelvis
renalis merupakan bagian yang melebar dari ureter dibagian proksimal terletak
dalam sinus renalis ( merupakan permulaan ureter). Kearah proksimal pelvis
renalis bercabang menjadi 2-3 kaliks mayor. Masing- masing kaliks mayor pecah
jadi cabang-cabang yang lebih kecil disebut kaliks minor. Kedalam tiap-tiap
kaliks minor bermuara papila renalis yang merupakan gabungan dari 3-4 piramida
renalis.
E.
Ureter
Ureter
adalah saluran untuk urine yang berasal dari ginjal (melalui pelvis renalis) ke
vesica urinaria. Saluran ureter terbagi atas dua bagian yaitu : pars
abdominalis dan pars pelvina.
1.
Pars
Abdominalis
Secara anatomi, pars abdominalis panjangnya kurang
lebih 25-35 cm. Terletak turun kebawah ventral dari tepi medial muskulus psoas
mayor yang memisahkan dari ujung prosesus transversus vertebra lumbalis 2-5 dan
merupakan lanjutan dari pelvis renalis yang terletak dorsal dari vasa renalis.
Ureter dekstra berjalan dorsal dari pars desendens duodeni, arteri spermatika
interna, arteri kolika dekstra , dan arteri iliokolika serta berada disebelah
kanan vena kafa inferior. Ureter sisistra berjalan dorsal dari arteri
spermatika interna, arteri kolika sinistra dan kolon sigmoid.
2.
Pars pelvica
Setelah masuk
kedalam kavum pelvis, ureter berjalan kekaudal pada dinding lateral pelvis yang
tertutup oleh perironium. Mula-mula terletak ventro kaudal dari arteri venous
iliaka interna kemudian menyilang medial dari arteri umbilikalis dan
arterivananervus.obturatoria. Pada tempat setinggi spina iskiadika ia membelok
kearah ventromedial kemudian mencapai bagian dorsal vesika urinaria kurang
lebih setinggi 4 cm kranial dari tuberkulum pubikum.
Perjalanan
selanjutnya terdapat perbedaan antara ureter pria dengan wanita. Pada pria,
ureter melalui ligamentum lateralis dari vesica urinaria dimana pada tempat ini
dia disilang oleh duktus deferens dari sebelah ventral yang kemudiaan berada
dimedial ureter. Pada waktu mencapai vesika urinaria , ia terletak ventral dari
bagian kranial vesikula seminalis dan lateral dari duktus deferens. Pada wanita
setelah berada dalam kavum pelvis, ureter terletak dorsal dari ovarium kemudian
berjalan didalam ligamentum kardinale sampai pada tempat kurang lebih 1,2 cm
lateral dari serviks. Disini ureter disilang oleh arteri uterina yang
terletak di ventrokranialnya. Setelah berada 1,2 cm lateral dari servicks
uteri, ureter membelok kearah medial berjalan didalam ligamentum lateralis dari
vesika urinaria yaitu disebelah ventral dari batas lateral vagina kearah vesika
urinaria. Jadi disini ureter berhubungan erat sekali dengan serviks uteri dan
vagina. Pada waktu dilakukan operasi uterus (histerektomi) hal-hal diatas
penting untuk diingat. Terdapat 3 tempat penyempitan pada lumen ureter,
diantaranya :
a. Peralihan
dari pelvis renalis menjadi ureter.
b. Peralihan
dari parsabdominalis ke pars pelvina yaitu pada waktu ureter masuk kedalam
kavum pelvis dimana ia menyilang arteri iliaka komunis/ bingkai pelvik, ventral
dari artikulasio sakroilika
c. Saat
ureter masuk kedalam vesika urinaria
Vaskularisasi ureter adalah vaskularisai ureter dimulai
dari cabang-cabang arteri renalis, arteri ovarika/ spermatika interna, dan
arteri vesikalis inferior. Terkadang vaskularisasi arteri mendapat cabang
langsung dari aorta, sedangkan vaskularisasi vena mengikuti perjalanan arteri.
F.
Vesika
urinaria
Secara
anatomi vesika urinaria terletak didalam kavum pelvis subperitonealis dorsal
dari simfisis pubis. Bentuk dan posisinya tergantung isinya. Secara fisiologis
dalam keadaan kosong tinggi vesika urinaria tidak melewati simfis pubis, tetapi
bila penuh bisa sampai setinggi umbilikus, fungsi vesica urinaria adalah untuk
menampung urine.
1. Mukosa
2. Sub mukosa
3. Muskularis
G.
Uretra pria
Uretra pada
pria merupakan saluran fibromuskular untuk jalan urine dari vesika urinaria
keluar dan juga untuk jalan sekret dari vesikula seminalis, glandula prostata,
dan glandula bulbo uretralis serta spermatozoa. Uretra pria lebih panjang
daripada uretra wanita. Panjangnya kurang lebih 20 cm dimulai dari kollum
vesikae menembus kelenjar prostat giafragma urogenital, kemudian melalui korpus
spongiosium penis berakhir diglans penis.
1. Pars
prostatika uretrae
Bagian dari
uretra yang dilalui prostat dimana lumennya paling lebar dan paling elastis.
Panjangnya kurang lebih 3 cm, bentukya fusiformis dan dalam keadaan kosong
dinding anterior dan posterior saling berdekatan. Pada dinding posterior
terdapat beberapa strukture diantaranya sebagai berikut.
a. Krista
uretralis : merupakan tonjolan memanjang dari mukosa dinding dorsal dibagian
medial ke arah kranial berhubungan dengan uvula vesikae ke kaudal berhubungan
dengan pars membranase uretrae.
b. Kolikus seminalis
(verimontanum) : merupakan pelebaran krista uretralis kira-kira pada
pertengahannya
c. Utrikulus
prostatikus (vagina maskulina) : lubang pada puncak kollikulus seminalis yang
sebetulnya merupakan muara dari suatu saluran yang berhubungan dengan lobus
medius prostat. Bagian ini homolog dengan vagina pada wanita.
d. Hiatus
ejakulatorius : muara duktus ejakulatoris terdapat sebelah kanan dan kiri
urtikulus prostatikus.
2. Pars
membranase uretra
3. Pars
kavernosa uretrae
Vaskularisasi
: vaskularisasib arteri buretra pria diantaranya arteri haemorrhoidalis media,
arteri vesikalis kaudalis, arteri bulbi penis, dan arteri uretralis.
Vaskularisasi vena uretra pria berjalan melalui pleksusu vesikopudedalis
dialirkan kevena pudendalis interna.
H.
Uretra
Wanita
Uretra
wanita lebih pendek dari uretra pria, memiliki panjang 4 cm berjalan ke ventro
kaudal mulai dari orifisum uretraae internum sampai pada orifisium uretrae
eksternum pada vestibulum vaginae.
Bagian dalam
adalah mukosa dimana terdapat lubang-lubang glandula uretralis ( lakuna
uretralis) dan dibagian kaudalnya terdapat duktus parauretralis (homolog dengan
prostat) yang bermuara pada sisi kanan dan kiri orifisum uretra eksternum.
Lapisan luar adalah muskularis bagian kranal atau proksimal sirkulair. Stratum
longitudinalis dari vesika urinaria ikut memperkuat bagian ini. Bagian tengah
terdiri atas jaringan otot polos dan bergaris yang berasal dari muskulus
pubovaginalis. Bagian distal tidak ada jaringan ototnya.
1.
Reflek
miksi :
Pengisian
kandung kemih dengan kecepatan 3 cm perdetik. Bila tak ada urine dalam kandung
kemih maka tek intravesica 0. Bila urine terkumpul 100ml tek intravesica 10 cm
H2O, ingga volume 300ml tek masih sama karena adaptasi dinding kandung kemih .
Bila urine 400ml maka tek intra vesica 20cm H2O, timbuldirangsang oleh
hipoksia, garam kobalt, katekolamin, hormon androgen. implus yang akan
diteruskan ke otak sehingga muncul perasaan mau miksi. Akan tetapi masih
ditahan oleh sfingter eksternum di ujungg uretra, yang masih tahan hingga tek
100cm H2O Bila individu ingin melakukan miksi maka terjadi :
1.
Relaksasi sfingter eksternum
2.
Kontraksi sfingter internus
3.
Relaksasi m.detrusor kandung kemih.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
:
sistem REN
adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah
bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masih dipergunakan oleh tubuh. Fungsi ginjal memegang peranan yang sangat
penting. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Keluarnya urine dimulai dari vas afferen, glomerulus, vas efferen, capsula
bowm, tubulus
proksimal, ansahenle, tubulus distal, tubulus kolektivus, papila renis, calyces minor, calyces mayor, pelvis renalis, ureter, vesica urinaria dan akan dikeluarkan melalui uretra.
DAFTAR PUSTAKA
Rose dan Wilson. 2011. Dasar-Dasar
Anatomi dan Fisiologi Edisi Indonesia. Jakarta: Salemba Medika
0 komentar: