MAKALAH FISIOLOGI MANUSIA
REN
( Reguler IBI )
DISUSUN OLEH :
1.
Esti Maryatun
Pamungkas (A102.09.017)
2.
Galeh Restu
Putro (A102.09.018)
3.
Handini Wahyu
Yan Maulani (A102.09.019)
4.
Hasti Putri
Hapsari (A102.09.020)
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
KOTA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2013 - 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Secara anatomi, ginjal berbentuk seperti kacang koro dengan warna
merah coklat dan berjumlah dua biji. Kedua ginjal terletak pada bagian
posterior dari rongga abdomen, disebelah lateral kolumna vertebralis,
retroperitoneal, diselubungi oleh jaringan lemak dan jaringan ikat kendor.
Ginjal kiri terletak lebih tinggi dari pada ginjal kanan. Perbedaan letak ini
disebabkan oleh adanya hepar diatas ginjal kanan sehingga ginjal dekstra lebih
rendah. Berat ginjal pria sekitar 125 – 170 gram dan ginjal perempuan
115-155gram.
Bagian- bagian dan permukaan- permukaan ginjal antara lain: fascies
anterior, fascies posterior, margo lateralis, margo medialis, polus kranialis,
dan polus kaudalis. Margo lateralis konvek ke lateral, sedangkan margo medialis
konkaf kemedial dan tengah-tengahnya terdapat tempat yang disebut hilus renalus
setinggi VL.I. Hilus ini merupakan pintu masuk kedalam suatu rongga yang
dinamakan sinus renalis dimana dasar dan atapnya diliputi oleh kapsul fibrosa
dari ginjal. Didalam sinus ini terletak vasa renalis dan pelvis renalis yang
akan masuk kedalam jaringan ginjal. Pada dasar sinus terdapat tonjolan-
tonjolan yang terbentuk dari papila renalis.
Secara fisiologis ginjal berfungsi mempertahankan keseimbangan asam
basa didalam darah dengan jalan membuang metabolit dan bahan – bahan yang tidak
berguna lagi dari darah. Mula-mula penyaringan dari darah dilakukan pada
glomerulus, kemudian diulangi lagi pada tubulus kontraktus I (tubulus
proksimalis) sehingga terdapat kseimbangan garam – garam dalam darah. Hasil
akhir penyaringan tersebut adalah urine yang akhirnya keluar melalui ureter.
A.
Tujuan
:
1. Sebagai tugas mata kuliah fisiologi manusia
2. Menjelaskan struktur dan fungsi ginjal serta
fungsi tubulus.
3. Menjelaskan filtrasi glomerulus.
4. Menjelaskan fisiologi ureter, vesika urinaria,
dan uretra.
5. Menjelaskan proses berkemih dan komposisi
urine.
B.
Ruang
lingkup materi :
1.
Anatomi
dan Fisiologi Ren
2.
Sistem
Urinalisa
BAB II
ISI
A.
Strukture
Ginjal (Ren)
Bagian luar ren dibungkus
oleh tunika fibrosa atau capsula fibrosa.Capsula fibrosa akan berhubungan
dengan fascia renalis melalui perantaraan trabeculae dengan menembus perirenal
fat.Bagian sentral dari ren disebut hilus renalis dan akan melanjut menjadi
sinus renalis.
Bagian-bagian dari sinus renalis
·
Calyces
majores et minores
Calyces minor merupakan
saluran yang keluar dari papila renalis.Calyces minor bersatu membentuk calyces
major.Beberapa calyces major akan membentuk tubulus yang besar disebut pelvis
renalis
Pelvis renalis melanjut menjadi ureter dan keluar dari ren melalui
hilus renalis
· Cabang-cabang a/v renalis
· Nervi
Nephron
Adalah unit fungsional terkecil dari ren yang jumlahnya sekitar
1.250.000 nephron untuk setiap ren.Merupakan unit yang kompleks.Terdiri dari :
ü Tubulus renalis atau corpusculum renalis yang tersusun oleh
glomerulus dan capsula bowmani.
ü Vas afferen
ü Vas defferen
ü Tubulus contortus proximalis
ü Pars descenden tubulus henle
ü Ansa henle
ü Pars ascenden tubulus henle
ü Tubulus contortus distalis
ü Tubulus collectivus / tubulus rectus
B.
Bila
dibuat irisan melalui hilus renalis, maka tampak bahwa ginjal ada 2 bagian
yaitu
1.
Korteks
renalis, terdiri dari:
·
Korteks
Renalis
Korteks renalis merupakan bagian
luar ginjal yang warna merah coklat terletak langsung dibawah kapsula fibrosa
dan berbintik- bintik. Bintik – bintik pada korteks renalis karena adanya
korpuskulus renalis dari malphigi yang terdiri atas kapsula Bowman dan
glomerulus.
1)
Kapsula
Bowman
Merupakan
permulaan dari saluran ginjal yang meliputi glomerulus
2)
Glomerulus
Merupakan
anyaman pembuluh – pembuluh darah pada ginjal. Secara fisiologis pada bagian
glomerulus terjadi filtrasi darah untuk mengeluarkan zat-zat yang tidak
digunakan oleh tubuh.
·
Filtrasi
adalah proses penyaringan yang dilakukan oleh nephron yang merupakan unit
fungsional terkecil dari ginjal.
·
Vas
afferen yang masuk ke dalam glomerulus akan membentuk anyam-anyaman kapiler
glomerulus yang bertindak sebagai filter terhadap plasma darah, kemudian akan
melanjut menjadi vas efferen yang akhirnya ke peritubulus.
·
Jumlah
total aliran darah yang menuju ginjal disebut Renal Blood Flow/ RBF. Sedangkan
jumlah plasma darah yang mengalir ke dalam ginjal disebut Renal Plasma Flow /
RPF. RBF kira-kira 1200ml/ menit
C.
Proses
Filtrasi
Setelah darah masuk ke ginjal melalui vas afferen masuk dalam
glomerulus dan mengalami filtrasi terus menerus kemudian ke vas efferen dan
keluar dari glomerulus menuju kapsula bowman.
Untuk mendorong
supaya cairan plasma darah difiltrasi masuk ke dalam kapsula bowman membutuhkan
suatu tekanan yang disebut tekanan filtrasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
tekanan filtrasi yaitu:
ü Tekanan kapiler glomerulus
ü Tekanan koloid osmotik plasma
ü Tekanan kapsula bowman
ü Konstriksi vas afferen
ü Konstruksi vas efferen
Filtrat adalah
cairan plasma darah yang difiltrasi oleh glomerulus masuk ke dalam tubulus
Adapun komposisi dari filtrat adalah:
-
Protein
-
Eritrosit
-
Ion
negatip = klorida, bicarbonat
-
Ion
positip
-
Zat
yang tak terionisir = ureum, kreatinin, glukosa.
Laju Filtrasi
Adalah jumlah filtrat glomerulus yang dibentuk setiap menit dalam
semua nephron kedua ginjal. Faktor yang mempengaruhi:
-
Tekanan
filtrasi glomerulus
-
Kecepatan
aliran darah kapiler glomerulus
-
Perangsangan
saraf simpatis
-
Tekanan
darah sistemik
Rata-rata
laju filtrasi glomerulus adalah 125ml/menit.
Setelah mengalami proses filtrasi didalam glomerulus masuk kedalam
tubulus, maka selanjutnya akan mengalami:
ü Zat tersebut didalam tubulus ginjal tidak direabsorbsi atau tidak
disekresi sehingga kadar zat yang difiltrasi akan sama dengan kadarnya dalam
urine
ü Zat tersebut didalam tubulus akan direabsorbsi kembali sehingga zat
tersebut sebagian atau seluruhnya masuk kembali kedalam plasma darah, sehingga
jumlah yang difiltrasi akan lebih besar dari kadarnya dalam urine.
ü Zat tersebut didalam tubulus akan mendapat tambahan sekresi dari
tubulus, sehingga kadar yang difiltrasi lebih besar dari kadar dalam urine,
karena kadar dalam urine merupakan total jumlah filtrasi dan sekresi.
2)
Tubulus
Renalis
Merupakan
bagian korteks yang masuk ke dalam medula diantara piramida renalis, sering
disebut kolumna renalis.
a)
Tubulus
Kontortus Proksimal
Tubulus
kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan berakhir sebagai saluran yang
lurus di medula ginjal (pars desendens Ansa Henle). Dindingnya disusun oleh
selapis sel kuboid dengan batas-batas yang sukar dilihat. Inti sel bulat,
bundar, biru dan biasanya terletak agak berjauhan satu sama lain. Sitoplasmanya
bewarna asidofili (kemerahan). Permukaan sel yang menghadap ke lumen mempunyai
paras sikat (brush border). Tubulus ini terletak di korteks ginjal. Fungsi
tubulus kontortus proksimal adalah mengurangi isi filtrat glomerulus 80-85 persen
dengan cara reabsorpsi via transport dan pompa natrium. Glukosa, asam amino dan
protein seperti bikarbonat, akan direabsorpsi Jaringan ginjal. Warna biru
menunjukkan satu tubulus. Proses Reabsorbsi Zat-zat yang direabsorbsi pada
tubulus dengan cara Difusi Pasip mengikuti gradien kimia dan gradien listrik
atau dengan cara Transport Aktip melawan gradien-gradien tersebut.
Transport Aktip
berarti melawan gradien-gradien sehingga memerlukan tenaga atau energi yang
diperoleh dari sel melalui pemecahan ATP. Contohnya Transport Aktif dari ion
natriuum.
Transport Aktip
ion Na. 90% ion Na direabsorbsi kembali pada tubulus proksimalis, Ansa Henle,
tubulus distalis dan tubulus kollektivus. Sebagian besar 90% melalui transport
aktip ditubulus proksimalis dan Ansa Henle. Sisanya melalui difusi pasif karena
pengaruh ADH ditubulus kolektivus.
Ada 2 tipe
transport Na: - Pompa Na elekteogenik
- Pompa pertukaran Na dan K
Difusi pasif
Tidak
memerlukan energi/ tenaga tetapi berdasarkan perbedaan gradien kimia atau gradien
listrik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi pasif:
o
Permeabilitas
membran
o
Konsentrasi
solute/ jumlah air yang direabsorbsi
Biasanya ion negatip secara difusi pasif.
Reabsorbsi zat-zat yang masih berguna oleh tubuh
o
Glukosa
= secara transport aktif ditubulus proksimalis
o
Protein
= secara transport aktif ditubulus proksimalis
o
Vitamin
= secara transport aktif ditubulus proksimalis.
b)
Tubulus
kontortus distal
Tubulus
kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh selapis sel
kuboid dengan batas antar sel yang lebih jelas dibandingkan tubulus kontortus
proksimal. Inti sel bundar dan bewarna biru. Jarak antar inti sel berdekatan.
Sitoplasma sel berwarna basofil (kebiruan) dan permukaan sel yang mengahadap
lumen tidak mempunyai paras sikat. Bagian ini terletak di korteks ginjal.
Fungsi bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin.
2.
Medula
renalis
·
Medula
Renalis
Medula renalis terletak dekat hilus,
sering terlihat berupa garis-garis putih oleh karena adanya saluran – saluran
yang terletak dalam piramida renalis.
Tiap piramida renalis mempunyai basis yang menjurus kearah korteks
dan apeksnya bermuara kedalam kaliks minor sehingga menimbulkan tonjolan yang
dinamakan papila renalis yang merupakan dasar sinus renalis. Medula renalis terdiri
dari :
1)
Lengkung
Henle (pars asenden dan pars desenden)
2)
Duktus
koligentes
3)
Duktus
Bellini ( duktus papilaris)
·
Fiksasi
Ginjal
·
Fasia
prarenalis
·
Fasia
retrorenals
·
Kapsula
adiposa
·
Kapsula
fibrosa
apabila
alat-alat fiksasi kurang berperan fungsinya maka ren dapat mudah bergerak –
bergerak yang disebut REN MOBILIS
·
Vaskularisasi
Ginjal
Vaskularisasi ginjal dimulai dari
cabang aorta abdominalis dari arteri mesentrika superior yang kanan dorsal dari
vena cava inferior sebelum mencapai hilus telah bercabang – cabang jadi
aa.segmentales, biasanya 3 anterior dari pelvis renalis dan 1 cabang diposteror
dari pelvis renalis. Setelah mencapai hilus renalis masing – masing arteri
renalis bercabang jadi 4-5 cabang yang dinamakan arteri interlobaris. Sebelum
mencapai hilus ia memberi cabang untuk glandula suprarenalis, ureter, dan
jaringan lemak pararenal.
Kadang- kadang ada sebuah arteri
renalis aksesoris yang juga keluar dari aorta abdominalis langsung menuju
kepolus dari ginjal tanpa melalui hilus. Arteri – arteri interlobulkaris
berjalan didalam medula ( dalam columna renalis dan bertini). Yang akhirnya
masing-masing membelok untuk membentuk arteri arkuata yang berjalan
disuperfisial basis piramida renalis ( pada perbatasan korteks medula).
·
Aliran
Limfa
1. Pleksus
limfaseus didalam jaringan ginjal membentuk 4 – 5 trunkus limfaseus, cairan
limfa kemudian dialirkan kenodus limfa dalam hilus renalis akhirnya kenodus
limfa lumbalis ( nodus limfa paraaortikus)
2. Pleksus
limfaseus didalam kapsula adiposa dialirkan kenodus limfa pada hilus renalis
akhirnya juga kenodus limfa lumbalis.
3. Pleksus
limfaseus profundus dari kapsula fibrosa dialirkan kenodus limfa pada hilus
renalis akhirnya kenodus limfa lumbalis
4. Terdapat
hubungan timbal balik antara pleksus limfaseus dalam kapsula adiposa dan yang
terletak profundus dari kapsula fibrosa.
D.
Glandula
Suprarenalis ( Glandula Adrenalis)
Merupakan kelenjar endokrin yang
kecil, lunak, dan berwarna kuning. Menghasilkam hormon- hormon steroid (
mineralokortikoid, glukokortikoid, dan seks steroid) dan adrenalin.
Masing-masing terletak pada fascies supramedialis ginjal didalam kapsula
adiposa tertutup oleh fasia renalis.
Secara fisiologi korteks glandula suprarenalis menghasilkan
hormon-hormon steroid . Hormon ini penting dalam mempertahankan keseimbangan
elektrolit serta dalam metabolisme protein dan karbohidrat. Sekresi hormon-
hormon ini dikontrol oleh hormon kelenjar hipofisis. Medula menghasilkan
adrenalin (epinefrin) dan non adrenalin yang efeknya sama dengan memberi
stimulus pada sistem saraf simpatis.
v Hormon yang disekresikan oleh ginjal:
a.
Hormon
Renin yang sangat penting didalam sistema kardiovaskuler
b.
Hormon
Eritrogenin atau Renal Eritropoetin faktor yang berperan di dalam proses
pembentukan eritrosit atau eritropoesis
ü Hormon Renin
Disekresi oleh Aparatus juksta glomerulus. Sekresi renin dirangsang
oleh:
1.
Hipoksia
jaringan ginjal
2.
Sirosis
3.
Diuretik
4.
Hiponatremi
Metabolisme Renin
Hepar
Angiotensinogen
RENIN
Angiotensin
I
ACE
Angiotensin
II
Enzym Aminopeptidase
Angiotensin
III
ü Pengaruh Angiotensin II
1)
Menaikkan
tekanan darah
2)
Konstriksi
Arteriole
3)
Meningkatkan
sekresi hormon aldosteron
4)
Meningkatkan
sekresi ADH
ü Hormon Eritrogenin
Disekresi oleh sel juksta glomerulus. Fungsinya mengubah suatu
globulin yang dihasilkan menjadi Eritropoetin, dimana eritropoetin akan
merangsang eritropoein sensitive sten cells pada sumsum tulang untuk membentuk
proeritroblas, yang merupakan cikal bakal eritrosit. Sekresinya dirangsang oleh
hipoksia, garam kobalt, katekolamin, hormon androgen.
1.
Korteks
Korteks
berwarna kuning kehijauan terdiri atas sel-sel epitel yang berasal dari
koelomik epitelium. Didalamnya terdapat banyak sinusoid yang terbentuk dari
arteri-arteri yang masuk kedalamya.
2.
Medula
Medula
merupakan bagian profundus glandula suprarenalis yang berwarna merah hitam,
lunak, dann berasal dari kristal neurenalis. Bagian medula glandula
suprarenalis lebih banyak pembuluh darah dan syarafnya.
Vaskularisasi :
vaskularisasi arteri glandula suprarenalis berasal dari arteri glandula
suprarenalis berasal dari arteri suprarenalis kranialis (cabang arteri
renioabdominalis), arteri suprarenalis media( cabang langsung dari aorta
abdominalis), arteri suprarenalis caudalis ( cabang arteri renalis).
Vaskularisasi vena glandula suprarenalis berasal dari vena suprarenalis dekstra
dialirkan kevena cava inferior, dan dari vena suprarenalis sinistra kevena
renalis sinistra lebih dahulu baru kevena cava inferior.
Aliran limfa : aliran
limfa glandula suprarenalis semua dialirkan kenodus limfa lumbalis.
E.
Pelvis
Renalis / Pelvis Ureteris
Pelvis renalis merupakan bagian yang
melebar dari ureter dibagian proksimal terletak dalam sinus renalis ( merupakan
permulaan ureter). Kearah proksimal pelvis renalis bercabang menjadi 2-3 kaliks
mayor. Masing- masing kaliks mayor pecah jadi cabang-cabang yang lebih kecil
disebut kaliks minor. Kedalam tiap-tiap kaliks minor bermuara papila renalis
yang merupakan gabungan dari 3-4 piramida renalis.
F.
Ureter
Ureter adalah saluran untuk urine
yang berasal dari ginjal (melalui pelvis renalis) ke vesica urinaria. Saluran
ureter terbagi atas dua bagian yaitu : pars abdominalis dan pars pelvina.
1.
Pars
Abdominalis
Secara
anatomi, pars abdominalis panjangnya kurang lebih 25-35 cm. Terletak turun
kebawah ventral dari tepi medial muskulus psoas mayor yang memisahkan dari
ujung prosesus transversus vertebra lumbalis 2-5 dan merupakan lanjutan dari
pelvis renalis yang terletak dorsal dari vasa renalis. Ureter dekstra berjalan
dorsal dari pars desendens duodeni, arteri spermatika interna, arteri kolika
dekstra , dan arteri iliokolika serta berada disebelah kanan vena kafa
inferior. Ureter sisistra berjalan dorsal dari arteri spermatika interna,
arteri kolika sinistra dan kolon sigmoid.
2.
Pars
pelvica
Setelah masuk
kedalam kavum pelvis, ureter berjalan kekaudal pada dinding lateral pelvis yang
tertutup oleh perironium. Mula-mula terletak ventro kaudal dari arteri venous
iliaka interna kemudian menyilang medial dari arteri umbilikalis dan
arterivananervus.obturatoria. Pada tempat setinggi spina iskiadika ia membelok
kearah ventromedial kemudian mencapai bagian dorsal vesika urinaria kurang
lebih setinggi 4 cm kranial dari tuberkulum pubikum.
Perjalanan
selanjutnya terdapat perbedaan antara ureter pria dengan wanita. Pada pria, ureter
melalui ligamentum lateralis dari vesica urinaria dimana pada tempat ini dia
disilang oleh duktus deferens dari sebelah ventral yang kemudiaan berada
dimedial ureter. Pada waktu mencapai vesika urinaria , ia terletak ventral dari
bagian kranial vesikula seminalis dan lateral dari duktus deferens.
Pada wanita
setelah berada dalam kavum pelvis, ureter terletak dorsal dari ovarium kemudian
berjalan didalam ligamentum kardinale sampai pada tempat kurang lebih 1,2 cm
lateral dari serviks. Disini ureter disilang oleh arteri uterina yang
terletak di ventrokranialnya. Setelah
berada 1,2 cm lateral dari servicks uteri, ureter membelok kearah medial
berjalan didalam ligamentum lateralis dari vesika urinaria yaitu disebelah
ventral dari batas lateral vagina kearah vesika urinaria. Jadi disini ureter
berhubungan erat sekali dengan serviks uteri dan vagina. Pada waktu dilakukan
operasi uterus (histerektomi) hal-hal diatas penting untuk diingat.
Terdapat 3 tempat
penyempitan pada lumen ureter, diantaranya :
1.
Peralihan
dari pelvis renalis menjadi ureter.
2.
Peralihan
dari parsabdominalis ke pars pelvina yaitu pada waktu ureter masuk kedalam
kavum pelvis dimana ia menyilang arteri iliaka komunis/ bingkai pelvik, ventral
dari artikulasio sakroilika
3.
Saat
ureter masuk kedalam vesika urinaria
Vaskularisasi ureter :
vaskularisai ureter dimulai dari cabang-cabang arteri renalis, arteri ovarika/
spermatika interna, dan arteri vesikalis inferior. Terkadang vaskularisasi
arteri mendapat cabang langsung dari aorta, sedangkan vaskularisasi vena
mengikuti perjalanan arteri.
G.
Vesika
urinaria
Secara anatomi vesika urinaria
terletak didalam kavum pelvis subperitonealis dorsal dari simfisis pubis.
Bentuk dan posisinya tergantung isinya. Secara fisiologis dalam keadaan kosong
tinggi vesika urinaria tidak melewati simfis pubis, tetapi bila penuh bisa
sampai setinggi umbilikus, fungsi vesica urinaria adalah untuk menampung urine.
1.
Mukosa
2.
Sub
mukosa
3.
Muskularis
H.
Uretra
pria
Uretra pada pria merupakan saluran
fibromuskular untuk jalan urine dari vesika urinaria keluar dan juga untuk
jalan sekret dari vesikula seminalis, glandula prostata, dan glandula bulbo
uretralis serta spermatozoa. Uretra pria lebih panjang daripada uretra wanita.
Panjangnya kurang lebih 20 cm dimulai dari kollum vesikae menembus kelenjar
prostat giafragma urogenital, kemudian melalui korpus spongiosium penis
berakhir diglans penis.
1.
Pars
prostatika uretrae
Bagian dari uretra yang dilalui
prostat dimana lumennya paling lebar dan paling elastis. Panjangnya kurang
lebih 3 cm, bentukya fusiformis dan dalam keadaan kosong dinding anterior dan
posterior saling berdekatan. Pada dinding posterior terdapat beberapa strukture
diantaranya sebagai berikut.
a.
Krista
uretralis : merupakan tonjolan memanjang dari mukosa dinding dorsal dibagian medial
ke arah kranial berhubungan dengan uvula vesikae ke kaudal berhubungan dengan
pars membranase uretrae.
b.
Kolikus
seminalis (verimontanum) : merupakan pelebaran krista uretralis kira-kira pada
pertengahannya
c.
Utrikulus
prostatikus (vagina maskulina) : lubang pada puncak kollikulus seminalis yang
sebetulnya merupakan muara dari suatu saluran yang berhubungan dengan lobus
medius prostat. Bagian ini homolog dengan vagina pada wanita.
d.
Hiatus
ejakulatorius : muara duktus ejakulatoris terdapat sebelah kanan dan kiri
urtikulus prostatikus.
2.
Pars
membranase uretra
3.
Pars
kavernosa uretrae
Vaskularisasi : vaskularisasib arteriburetra pria diantaranya
arteri haemorrhoidalis media, arteri vesikalis kaudalis, arteri bulbi penis,
dan arteri uretralis. Vaskularisasi vena uretra pria berjalan melalui pleksusu
vesikopudedalis dialirkan kevena pudendalis interna.
I.
Uretra
Wanita
Uretra wanita lebih pendek dari
uretra pria, memiliki panjang 4 cm berjalan ke ventro kaudal mulai dari
orifisum uretraae internum sampai pada orifisium uretrae eksternum pada
vestibulum vaginae.
Bagian dalam adalah mukosa dimana terdapat lubang-lubang glandula
uretralis ( lakuna uretralis) dan dibagian kaudalnya terdapat duktus
parauretralis (homolog dengan prostat) yang bermuara pada sisi kanan dan kiri
orifisum uretra eksternum. Lapisan luar adalah muskularis bagian kranal atau
proksimal sirkulair. Stratum longitudinalis dari vesika urinaria ikut
memperkuat bagian ini. Bagian tengah terdiri atas jaringan otot polos dan
bergaris yang berasal dari muskulus pubovaginalis. Bagian distal tidak ada
jaringan ototnya.
Reflek miksi :
Pengisian kandung kemih dengan kecepatan 3 cm perdetik. Bila tak
ada urine dalam kandung kemih maka tek intravesica 0. Bila urine terkumpul
100ml tek intravesica 10 cm H2O, ingga volume 300ml tek masih sama karena
adaptasi dinding kandung kemih . Bila urine 400ml maka tek intra vesica 20cm
H2O, timbuldirangsang oleh hipoksia, garam kobalt, katekolamin, hormon
androgen. implus yang akan diteruskan ke otak sehingga muncul perasaan mau
miksi. Akan tetapi masih ditahan oleh sfingter eksternum di ujungg uretra, yang
masih tahan hingga tek 100cm H2O Bila
individu ingin melakukan miksi maka terjadi:
-Relaksasi
sfingter eksternum
-kontraksi
sfingter internus
-relaksasi
m.detrusor kandung kemih.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
sistem REN adalah suatu sistem
tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. Fungsi ginjal memegang peranan yang sangat penting. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air
kemih).
Vas
afferen glomerulus vas efferen
Ansahenle Tubulus proksimal Capsula bowm
Tubulus
distal Tubulus kolektivus Papila renis
Pelvis
renalis Calyces mayor Calyces minor
Ureter Vesica urinaria Uretra
DAFTAR PUSTAKA
Rose dan Wilson. 2011. Dasar-Dasar
Anatomi dan Fisiologi Edisi Indonesia. Jakarta: Salemba Medika
Mashudi, Sugeng. 2011. Buku Ajar
Anatomi dan Fisiologi Dasar. Jakarta : Salemba Medika
0 komentar: