Makalah Pendidikan Agama Islam
“Manusia dan Fitrah Berketuhanan”
Oleh :
Assela Iga Mashita A102.09.008
Dini Mahargyani A102.09.015
Erma Lintang Indriani A102.09.016
Liris Widowati Suroto S. A102.09.027
Nila Putri Witasari A102.09.035
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
KOTA SURAKARTA
|
TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kekuatan serta
kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan Agama yang
bertema “ Manusia dan Fitrah Berketuhanan ” dapat selesai
seperti waktu yang telah ditentukan.
Tersusunnya makalah
ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih dan
semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus dan
ikhlas kepada semua pihak.
Tak ada gading yang
tak retak, untuk itu penulispun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun
dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik
dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang
selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di
dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca
mohon dimaafkan.
Surakarta, September
2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Manusia dan Fitrah
Berketuhanan 2
B.
Proses Penciptaan
Manusia 3
C.
Tuhan Menurut Agama
– Agama 4
D.
Sejarah Pemikiran Tentang Tuhan 8
E.
Konsep Ketuhanaan 9
BAB
IV PENUTUP
A.
Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk Allah yang di
anugrahi akal, fikiran, dan fisik untuk menunjang kehidupannya sebagai
seorang insan yang di tunjuk oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi
yang Allah Yang Maha Kuasa ciptakan. Oleh karena manusia adalah khalifah
di bumi ini sepatutnya seorang manusia haruslah mempunyai prilaku yang sesuai
dengan yang Tuhan inginkan untuk dipercayakan menjaga keutuhan bumi yang
Allah ciptakan dengan segala makhluk hidup didalamnya untuk manusia jaga kelestariannya.
Manusia yang menjadi seorang terpilih dan tinggi
derajatnya di mata Tuhan, manusia haruslah mempunyai kepercayaan, ilmu, dan
menjalankan segala apa yang di perintahkan Allah dan menjauhi yang di larang
oleh Allah SWT. Sebagai makhluk yang mempunyai akal dan fikiran serta fisik
manusia haruslah memanfaatkan anugrah yang di berikan oleh Allah itu dengan
sebaik – baiknya dan jangan menyalah gunakannya sebagai suatu yang Allah benci.
Manusia haruslah mempunyai budaya yang baik untuk menjadikannya
seorang manusia yang memiliki derajat tinggi di mata Allah SWT. Maka
manusia harus menjadikan budaya yang baik sebagai bagian dari dirinya tanpa
mengabaikan apa yang menjadi kewajiban sebagai makhluk yang berketuhanan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Manusia dan Fitrah Berketuhanan
1.
Manusia menurut
Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an
banyak ditemukan gambaran yang membicarakan tentang manusia dan makna filosofis
dari penciptaannya.Manusia merupakan makhluk paling sempurna dan sebaik-baik
ciptaan yang dilengkapi dengan akal pikiran. Ibn Arabi (Al-Rasyid dan Samsul
Nizar, 2005: 1) melukiskan hakikat manusia dengan mengatakan bahwa “tak ada
makhluk Allah yang lebih bagus daripada manusia, yang memiliki daya hidup,
mengetahui, berkehendak, berbicara, melihat, mendengar, berpikir, dan
memutuskan.”
a. Makna Manusia dalam Al-Qur’an
Kata yang
digunakan dalam Al-Qur’an untuk menunjukkan makna manusia, yaitu; al-basyar,
al-insan, dan al-nas.
1) Kata
al-basyar dinyatakan dalam Al-Qur’an sebanyak 36 kali yang tersebar
dalam 26 surat. Secara etimologi al-basyar berarti kulit kepala, wajah,
atau tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut.
Artinya: Katakanlah:
Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:
"Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa".
barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat
kepada Tuhannya". (QS.
Al-Kahfi/18:110)
2)
Kata al-insanberasal dari kata al-uns, dinyatakan dalam
al-qur’an sebanyak 73 kali dan tersebar dalam 43 surat. Secara etimologi, al-insanberarti harmonis, lemah lembut, tampak, atau pelupa. Kata
al-insandigunakan
al-qur’an untuk menunjukkan totalitas manusia sebagai makhluk jasmani dan
rohani. Perpaduan antara aspek pisik dan psikis telah membantu manusia untuk
mengespresikan dimensi al-insan al-bayan, yaitu
sebagai makhluk berbudaya yang mampu berbicara, mengetahui baik dan buruk,
mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban, dan lain sebagainya. Kata al-insanjuga digunakan al-qur’an untuk menjelaskan sifat umum,
serta sisi-sisi kelebihan dan kelemahan manusia.
Artinya : Apakah manusia akan mendapat segala yang
dicita-citakannya?. (Tidak), Maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan
kehidupan dunia. (Q.S. An Najm/53:24-25)
3)
Kata al-nas dinyatakan
dalam al-quran sebanyak 240 kali dan tersebar dalam 53 surat. Kata al-nas menunjukkan
pada eksistensi manusia sebagai makhluk sosial secara keseluruhan, tanpa
terlihat status keimanan atau kekafirannya.
Artinya: Apabila dikatakan
kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain Telah
beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana
orang-orang yang bodoh itu Telah beriman?" Ingatlah, Sesungguhnya
merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.
(Q.S. Al-Baqrah/2:13)
B.
Proses Penciptaan Manusia
1.
Q.S. Al- Hijr ayat
28
Artinya :
Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liatkering ( yang berasal ) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk.
2.
Q.S. Al – Hijr Ayat
29
Artinya :
Maka apabila Aku
telah menyempurnakan kejadianya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh ( Ciptaan )
– ku, makatunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.
3.
Q.S. AR – Rum Ayat
20
Artinya :
Dan diantara tanda
– tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba –
tiba kamu ( menjadi ) manusia yang berkembang biak.
4.
Q.S. AR – Rum Ayat
30
Artinya :
Maka hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah) ; (tetaplah atas) fitrah Allah
yangtelah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada
fitrah Allah (Itulah) agama yang lurus ; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.
POTENSI
MANUSIA
Q.S. Al – A’raf
ayat 179
Artinya :
Dan Sesungguhnya
kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu seperti binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.
C.
Tuhan Menurut Agama – Agama
1.
Islam
Islam
menyebut nama Tuhan dengan sebutan Allah. Lafaz “Allah” dibaca dengan khaedah
tertentu.Kata “Allah” tidak boleh diucapkan sembarangan tetapi harus sesuai dengan
yang dicontohkan Rasulullahh SAW. Dengan begitu kaum muslimin tidak menghadapi
masalah dalam penyebutan nama Tuhan. Dan nama Tuhan yakni “Allah” juga bersifat
otentik dan final. Umat islam tidak melakukan spekulasi untuk menyebut nama
Tuhan karena itu sudah dikenalkan langsung oleh Allah SWT melalui Al-Quran.
Diantaranya :
a.
QS Al Ikhlas Ayat 1
dan 2
Bacaan Surat AL
IKHLAS Ayat 1 dan 2
QUL HUWALLAAHU AHAD
ALLAAHUSH SHAMAD
Artinya : Dia – lah
Allah, Yang Maha Esa.Allah tempat meminta
segala sesuatu.
b.
AlFatihah Ayat 1
Artinya : Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Nama Allah banyak terdapat dalam Al-Quran, sehingga umat Islam tidak memperdebatkannya dan kaum muslimin tidak menghadapi penyebutan nama Tuhan. Sepanjang sejarahnya Dengan demikian menyebut nama Allah adalah final dengan nama-nama lain Allah (al-asmaul husna) yang ada di Al-Quran.
Artinya : Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Nama Allah banyak terdapat dalam Al-Quran, sehingga umat Islam tidak memperdebatkannya dan kaum muslimin tidak menghadapi penyebutan nama Tuhan. Sepanjang sejarahnya Dengan demikian menyebut nama Allah adalah final dengan nama-nama lain Allah (al-asmaul husna) yang ada di Al-Quran.
2.
Kristen dan Khatolik
Ajaran Ketuhanan dalam Kristen termasuk gereja romawi Khatolik adalah sebagaimana tercantum dalam Kredi Iman Rasuli yaitu Tri Tunggal yang terdiri dari Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus. Ketiganya adalah pribadi Tuhan.
Ajaran Ketuhanan dalam Kristen termasuk gereja romawi Khatolik adalah sebagaimana tercantum dalam Kredi Iman Rasuli yaitu Tri Tunggal yang terdiri dari Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus. Ketiganya adalah pribadi Tuhan.
3.
Terjemahan Bibel dalam
bahasa Indonesia dinamakan Al Kitab, menggunakan kata “Allah” untuk Tuhan Bapa.
Di lihat dari segi pengucapan, cara mengucapkan kata “Allah” berbeda dengan
kaum muslimin yaitu umat kristen membacanya dengan sebutan “Alah”
Menurut iman Kristiani, Allah sebagai oknum /
pribadi yang dimana pada dirinya terdapat tiga kodrat Ketuhanan-Nya yaitu :
a.
Mencipta
Kuasa mencipta ini dalam perjanjian baru disebut oleh Yesus dengan predikat Bapa (Matius 11:25, Lukas 10:21).
Kuasa mencipta ini dalam perjanjian baru disebut oleh Yesus dengan predikat Bapa (Matius 11:25, Lukas 10:21).
b.
Berfirman
Kuasa berfirman (dan bertindak) ini dalam perjanjian baru disebut oleh Yesus dengan predikat Anak (Yohane 1:14, Yohanes 1:18, Matius 16:16).
Kuasa berfirman (dan bertindak) ini dalam perjanjian baru disebut oleh Yesus dengan predikat Anak (Yohane 1:14, Yohanes 1:18, Matius 16:16).
c.
Roh Allah
Roh Allah yang berkuasa memelihara, mengayomi,
membimbing dan menolong ini dalam perjanjian baru oleh Yesus disebut dengan Roh
Kudus (Yohanes 14:16-17, Yohanes 14:26).
4.
Hindu
Ajaran ketuhanan sebagaimana yang tertuang dalam RP
Weda 1.1164, mereka menyebut Tuhannya dengan Indra, Mitra, Waruna, Agni.
Dalam istilah Tuhan Yang Maha Esa disebut Dewa.Dewa mengandung dua pengertian
yaitu Tuhan Yang Mahha Esa dan Dewa yang diciptakan paling tinggi.
Agama Hindu berkembang pertama kali di lembah suci Shindu di Bhratawarsa (India). Di lembah sungai suci Shindu inilah para maharsi menerima wahyu Brahma, Sang hyang Widhi Wasa dan kemudian diabadikan dalam bentuk pustaka suci Wedhadu inilah para maharsi menerima wahyu Brahma, Sang hyang Widhi Wasa dan kemudian diabadikan dalam bentuk pustaka suci Wedha. Weda adalah kitab suci agama Hindu yang mengandung pengetahuan suci maha sempurna kekal abadi.
Agama Hindu berkembang pertama kali di lembah suci Shindu di Bhratawarsa (India). Di lembah sungai suci Shindu inilah para maharsi menerima wahyu Brahma, Sang hyang Widhi Wasa dan kemudian diabadikan dalam bentuk pustaka suci Wedhadu inilah para maharsi menerima wahyu Brahma, Sang hyang Widhi Wasa dan kemudian diabadikan dalam bentuk pustaka suci Wedha. Weda adalah kitab suci agama Hindu yang mengandung pengetahuan suci maha sempurna kekal abadi.
5.
Budha
Budha adalah sebutan bagi orang yang mencapai kesempurnaan. Orang yang telah mencapai kesempurnaan adalah Sidharta Gautama.
Dalam agama Budha, Tuhan tidak bernama. Budha tidak menyebutkan namaTuhan dengan sebutan tertentu. Dalam buku yang berjudul “be Buddhist be happy”, seorang Buddhist meyakini adanya Tuhan yang dikenal dengan sebutan “Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkam” yang artinya sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak dijelmakan, tidak diciptakan, yang mutlak. Tuhan Yang Maha esa di dalam agama Budha adalah Aratman (tanpa aku), suatu yang tidak berpribadi, suatu yang tidak digambarkan dalam bentuk apapun.
Budha adalah sebutan bagi orang yang mencapai kesempurnaan. Orang yang telah mencapai kesempurnaan adalah Sidharta Gautama.
Dalam agama Budha, Tuhan tidak bernama. Budha tidak menyebutkan namaTuhan dengan sebutan tertentu. Dalam buku yang berjudul “be Buddhist be happy”, seorang Buddhist meyakini adanya Tuhan yang dikenal dengan sebutan “Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkam” yang artinya sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak dijelmakan, tidak diciptakan, yang mutlak. Tuhan Yang Maha esa di dalam agama Budha adalah Aratman (tanpa aku), suatu yang tidak berpribadi, suatu yang tidak digambarkan dalam bentuk apapun.
6.
Yahudi
Pada agama Yahudi hingga kini masih belum menemukan dan berspekulasi tentang nama Tuhan mereka. Dalam konsep Judaism (Agama Yahudi), nama Tuhan tidak dapat diketahui dengan pasti. Kaum Yahudi modern hanya menduga-duga, bahwa nama Tuhan adalah Yahweh. Dalam buku Jesus dan yahweh yang diciptakan oleh Harold Blom menyatakan bahwa YHWH adalah nama Tuhan Israel yang tidak pernah diketahui bagaimana mengucapkannya. Dan jika membaca kata YHWH dalam al kitab, orang Yahudi membacanya dengan kata Adonay (Tuhan) / Ha Shem (nama segala nama).
Pada agama Yahudi hingga kini masih belum menemukan dan berspekulasi tentang nama Tuhan mereka. Dalam konsep Judaism (Agama Yahudi), nama Tuhan tidak dapat diketahui dengan pasti. Kaum Yahudi modern hanya menduga-duga, bahwa nama Tuhan adalah Yahweh. Dalam buku Jesus dan yahweh yang diciptakan oleh Harold Blom menyatakan bahwa YHWH adalah nama Tuhan Israel yang tidak pernah diketahui bagaimana mengucapkannya. Dan jika membaca kata YHWH dalam al kitab, orang Yahudi membacanya dengan kata Adonay (Tuhan) / Ha Shem (nama segala nama).
Pembuktian wujud tuhan dapat dibuktikan dengan :
a.
Keindahanalam semesta
Keanekaragaman
alam yang indah ada di dunia ini.Seperti saat kita melihat keindahan matahari
baik waktu terbit maupun terbenam.Keanekaragaman tumbuhan dan bunga-bunga yang
warna-warni, indah mempesona. Atau ketika melihat laut beserta isinya yang
indah akan terumbukarang dan berbagai macam ikan yang indah. Keseluruhan itu
diluar kuasa manusia untuk membuatnya. Manusia diarahkan kepada siapa pembuat
keanekaragaman itu semua, mka manusia akan yakin akan adanya Tuhan. Tuhan yang
membuat alam semesta.
b.
Pikiran,ilmu dan
filsafat
Ketika
manusia berfikir tentang terciptanya alam semesta ini maka ia akan heran betapa
rapinya ciptaan yang ada di bumi ini. Seperti matahari yang selalu memancarkan
sinarnya.Matahari, bulan dan bintan tidak pernah bertabrakan. Dari sini manusia
akan bertanya pada dirinya, siapa pengatur yang sempurna ini. Maka manusia akan
berucap tak lain dan tak bukan adalah Allah SWT.
Setiap
ilmu berkembang itu pula manusia akan menemukan keajaiban. Betapa sempurna
ukuran kimiawi pada manusia, binatang, tumbuhan, bebatuan, air, ikan
dll.Manusia diarahkan pada pembuat formula yang hebat itu yaitu pada Allah SWT.
c.
Hidup
Manusia
hidup dan terdiri dari berbagai unsur kimia.Unsur-unsur tersebut membuat hidup
manusia. Lalu bagaimana jika unsur-unsur kimia itu tidak ada dalam tubuh
manusia, apakah manusia akan tetap hidup? Demikian pula dengan orang sakit
parah, apakah seorang dokter sudah pasti bisa menyembuhkan pasien walaupun
dengan peralatan yang canggih sekalipun?Jika ada tanah yang kering dan tandus,
apakah manusia mampu menyuburkannya?Dari sini manusia kembali diarahkan pada
siapa yang menghidupkan ini semua.Dan yang bisa menghidupkan hanya Allah SWT.
d.
Jalan tasawuf
Pada
pembuktian di atas mengarahkanmanusia keluar dari dirinya.Sedangkan tasawuf
mengarahkan manusia ke dalam dirinya sendiri. Dengan memahami dirinya maka
manusia akan mengenali Tuhannya.
Manusia
dengan mengamati dirinya akan menemukan mesin yang hebat, hal ini mengarahkan
pada pembuat mesin yang ada pada diri manusia. Pembuat mesin yang hebat itu
adalah Allah SWT.
e.
Fitrah
Bukti
fitrah tentang wujud Allah adalah bahwa iman kepada Sang Pencipta merupakan
fitrah setiap makhluk hidup tanpa terlebih dahulu berpikir atau belajar. Tidak
akan berpaling dari tuntuntutan fitrah ini, kecuali orang yang di dalam hatinya
terdapat sesuatu yang memalingkannya.
Sabda Rasullulah dalam Hadist riwayat Bukhari ;
“Semua bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu bapaknyalah yang menjadikan Yahudi, Kristiani atau Majusi”
“Semua bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu bapaknyalah yang menjadikan Yahudi, Kristiani atau Majusi”
Manusia
diciptakan dengan fitrah bertuhan sehingga kadang kalanya disadari atau tidak,
disertai belajar atau tidak, naluri bertuhannya akan bangkit. Allah SWT
berfirman :
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman). “Bukankah aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab “betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi” (Al-A’raf 172)
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman). “Bukankah aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab “betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi” (Al-A’raf 172)
Dari
ayat dan hadist di atas menjelaskan fitrah manusia bertuhan.Ketuhanan ini bisa
dipahami sebagai Ketuhanan Islam.Karena pengakuannya bahwa Allah SWT adalah
Tuhan. Selain itu adanya pernyataan kedua orang tua yang menjadikan
keturunannya Nasrani, yahudi, atau Majusi, tanpa menunjukkan kata menjadikan
islam terkandung maksud bahwa menjadi islam adalah tuntutan fitrah. Dari sisni
disimpulkan secara fitrah, tidak ada manusia yang menolak adanya Allah sebagai
Tuhan yang hakiki, akan tetapi faktor luar yang bisa membelokkan dari Tuhan
yang hakiki menjadi menyimpang ke Tuhan-tuhan yang lain.
D.
Sejarah Pemikiran Tentang Tuhan
1.
Pemikiran barat atau
manusia primitive
Proses perkembangan
pemikiran manusia tentang tuhan menurut teori evolusionisme adalah :
a.
Dinamisme
Paham ini mengaku adanya kekuatan
(maging power) yang berpengaruh dalam kehidupan manusia,kekuatan ini terbentuk
dalam kepercayaan hati yang ditujukan pada benda-benda yang dianggap keramat.
b.
Animisme
Mempercayai adanya peranan roh dalam kehidupan manusia, roh dianggap selalu aktif walaupun sudah mati. Paham ini membagi roh atas dua yaitu roh baik dan roh jahat (nakal).
Mempercayai adanya peranan roh dalam kehidupan manusia, roh dianggap selalu aktif walaupun sudah mati. Paham ini membagi roh atas dua yaitu roh baik dan roh jahat (nakal).
c.
Politeisme
Paham ini mempercayai dan menganggap banyak dewa sebagai tuhan,sehingga dewa tersebut dipuja dan disembah oleh manusia.
Paham ini mempercayai dan menganggap banyak dewa sebagai tuhan,sehingga dewa tersebut dipuja dan disembah oleh manusia.
d.
Henotisme
Dari banyak dewa, manusia (orang yang meyakini) menyeleksi satu dewa yang dianggap mempunyai kekuatan lebiah, kemudian mereka anggap sebagai tuhan.
Dari banyak dewa, manusia (orang yang meyakini) menyeleksi satu dewa yang dianggap mempunyai kekuatan lebiah, kemudian mereka anggap sebagai tuhan.
e. Monoteisme
Paham ini menyatakan satu tuhan untuk seluruh rakyat.
Paham ini menyatakan satu tuhan untuk seluruh rakyat.
2.
Pemikiran
Umat Islam
Islam mengawali pengenalan tentang tuhan bersumber pada tauhid,secara garis besar dalam islam ada 3 aliran :
Islam mengawali pengenalan tentang tuhan bersumber pada tauhid,secara garis besar dalam islam ada 3 aliran :
a. mu’tazilah
kaum rasionalisme yang menekankan pemakaian akal pikiran dalam memahami semua ajaran dan keimanan dalam islam, paham ini menghasilkan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan.
kaum rasionalisme yang menekankan pemakaian akal pikiran dalam memahami semua ajaran dan keimanan dalam islam, paham ini menghasilkan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan.
b. Qadariah
Paham ini berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan dalam berkehendak dan berusaha.
Paham ini berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan dalam berkehendak dan berusaha.
c. Jabariah
Paham ini berteori bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan untuk berkehendak dan berbuat, tuhan ikut didalamnya bila manusia berbuat.
Paham ini berteori bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan untuk berkehendak dan berbuat, tuhan ikut didalamnya bila manusia berbuat.
E.
Konsep Ketuhanaan
1.
Konsep ketuhanan berdasarkan Al-Quran dan Hadis
Menurut para mufasir, melalui wahyu
pertama al-Quran (Al-'Alaq [96]:1-5), Tuhan menunjukkan dirinya sebagai pengajar manusia. Tuhan
mengajarkan manusia berbagai hal termasuk di antaranya konsep ketuhanan.Umat
Muslim percaya Al-Quran adalah kalam Allah, sehingga semua keterangan Allah
dalam al-Quran merupakan "penuturan Allah tentang diri-Nya.
Selain itu menurut Al-Quran sendiri,
pengakuan akan Tuhan telah ada dalam diri manusia sejak manusia pertama kali
diciptakan (Al-A'raf [7]:172). Ketika masih dalam bentuk roh, dan sebelum dilahirkan ke
bumi, Allah menguji keimanan manusia terhadap-Nya dan saat itu manusia
mengiyakan Allah dan menjadi saksi.Sehingga menurut ulama, pengakuan tersebut
menjadikan bawaan alamiah bahwa manusia memang sudah mengenal Tuhan. Seperti ketika
manusia dalam kesulitan, otomatis akan ingat keberadaan Tuhan. Al-Quran
menegaskan ini dalam surahAz-Zumar[39]:8 dan surah Luqman [31]:32.
2. Konsep Tuhan berdasar spekulasi
Sebagian ulama berbeda pendapat terkait
konsep Tuhan.Namun begitu, perbedaan tersebut belum sampai mendistorsi
Al-Quran. Pendekatan yang bersifat spekulatif untuk menjelaskan konsep Tuhan
juga bermunculan mulai dari rasionalitas hingga agnostisisme, panteisme, mistisme, dan lainnya dan juga ada sebagian yang bertentangan dengan konsep tauhid
sehingga dianggap sesat oleh ulama terutama ulama syariat.
Dalam Islam, bentuk spekulatif mudah
dibedakan sehingga jarang masuk ke dalam konsep tauhid sejati. Beberapa konsep
tentang Tuhan yang bersifat spekulatif di antaranya adalah Hulul,Ittihad, dan Wahdatul Wujud.
Hulul
Hulul atau juga sering
disebut "peleburan antara Tuhan dan manusia" adalah paham yang
dipopulerkan Mansur al-Hallaj. Paham ini menyatakan
bahwa seorang sufi dalam keadaan tertentu, dapat melebur dengan Allah. Dalam
hal ini, aspek an-nasut Allah bersatu dengan aspek al-lahut manusia. Al-Lahut merupakan
aspek Ketuhanan sedangkan An-Nasut adalah aspek
kemanusiaan.Sehingga dalam paham ini, manusia maupun Tuhan memiliki dua aspek
tersebut dalam diri masing-masing.
Dalam sufistik-mistis, orang yang mengalami hulul akan mengeluarkan
gumaman-gumaman syatahat (kata-kata aneh) yang menurut para
mistikus disebabkan oleh rasa cinta yang melimpah. Para sufi yang sepaham
dengan ini menyatakan gumaman itu bukan berasal dari Zat Allah namun keluar
dari roh Allah (an-nasut-Nya) yang sedang mengambil tempat dalam diri
manusia.
Mansur al-Hallaj menggunakan ayat Al-Quran semisal surah Al-Baqarah ayat 34 untuk
menjelaskan pahamnya. Dalam ayat itu berbunyi, "...sujudlah wahai para
malaikat kepada Adam...".Al-Hallaj menjelaskan bahwa mengapa Allah
memerintahkan bersujud kepada Adam padahal seharusnya hanya bersujud kepada Allah dikarenakan saat itu
Allah telah mengambil tempat dalam diri Adam sehingga Adam memiliki kemuliaan
Allah.Al-Hallaj juga menyebutkan hadits yang mendukung pendapatnya, seperti,
"Sesungguh-Nya Allah menciptakan Adam sesuai bentuk-Nya."Dan juga
menurutnya hulul pernah terjadi pada diri Isa, dimana Allah mengambil tempat pada
dirinya.
Ittihad
Ittihad adalah paham yang dipopulerkan Abu Yazid al-Bustami. Ittihad sendiri
memiliki arti "bergabung menjadi satu", sehingga paham ini berarti
seorang sufi dapat bersatu dengan Allah setelah terlebih dahulu melebur dalam
sandaran rohani dan jasmani (fana) untuk kemudian dalam keadaan baqa, bersatu
dengan Allah. Dalam paham ini, seorang untuk mencapai Ittihad harus
melalui beberapa tingkatan yaitu fana dan baqa'.Fana merupakan peleburan
sifat-sifat buruk manusia agar menjadi baik.Pada saat ini, manusia mampu
menghilangkan semua kesenangan dunia sehingga yang ada dalam hatinya hanya
Allah (baqa).Inilah inti ittihad, "diam pada kesadaran
ilahi".
Berbeda dengan Hulul, jika dalam Hulul "Tuhan
turun dan melebur dalam diri manusia", maka dalam Ittihad manusia-lah
yang naik dan melebur dalam diri Tuhan.
Wahdatul Wujud
Wahdatul Wujud merupakan paham
yang dibawa Ibnu Arabi. Wahdatul Wujud bermula dari hadits Qudsi, "Aku pada mulanya adalah harta yang tersembunyi, kemudian Aku
ingin dikenal.Maka Ku-ciptakan makhluk, maka mereka mengenal Aku melalui
diri-Ku." Menurutnya, Tuhan tidak akan dikenal jika tidak
menciptakan alam semesta. Alam merupakan pemampakan lahir Tuhan.
Menurut paham ini, Tuhan dahulu berada dalam kesendirian-Nya yang mutlak
dan tak dikenal. Lalu Dia memikirkan diri-Nya sehingga muncul nama dan sifat-Nya. Kemudian Dia
menciptakan alam semesta.Maka seluruh alam semesta mengandung diri Allah,
sehingga Allah adalah satu-satunya wujud yang nyata dan alam semesta hanya
bayang-bayang-Nya. Bedasar pikiran tersebut, Ibnu Arabi berpendapat seorang
sufi dapat keluar dari aspek kemakhlukan dan dapat melebur dalam diri Allah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia meyakini adanya Tuhan, akan
tetapi mereka menyebut nama Tuhan berbeda sesuai dengan agama masing masing.
Berikut sebutan nama tuhan menurut berbagai agama :
1. Islam
1. Islam
Islam menyebut nama Tuhan dengan sebutan
Allah. Lafaz “Allah” dibaca dengan khaedah tertentu.Kata “Allah” tidak boleh
diucapkan sembarangan tetapi harus sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullahh
SAW.Pelafalan ini sudah ada di Al Quran.
2. Kristen
dan Katolik
Ketuhanan dalam Kristen termasuk gereja
romawi Khatolik adalah sebagaimana tercantum dalam Kredi Iman Rasuli yaitu Tri
Tunggal yang terdiri dari Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus.Ketiganya
adalah pribadi Tuhan.
3.
Hindu
Ajaran
ketuhanan sebagaimana yang tertuang dalam RP Weda 1.1164, mereka menyebut
Tuhannya dengan Indra, Mitra, Waruna, Agni. Dalam istilah Tuhan Yang Maha
Esa disebut Dewa.Dewa mengandung dua pengertian yaitu Tuhan Yang Mahha Esa dan
Dewa yang diciptakan paling tinggi.
4. Budha
4. Budha
Budha
adalah sebutan bagi orang yang mencapai kesempurnaan.Orang yang telah mencapai
kesempurnaan adalah Sidharta Gautama.Dalam agama Budha, Tuhan tidak bernama.
Budha tidak menyebutkan nama Tuhan dengan sebutan tertentu.
5. Yahudi
5. Yahudi
Dalam
konsep Judaism (Agama Yahudi), nama Tuhan tidak dapat diketahui dengan pasti.
Kaum Yahudi modern hanya menduga-duga, bahwa nama Tuhan adalah Yahweh.
Tantangan zaman terhadap agama terletak dalam masalah pembuktian.Pembuktian terhadap agama dan pembuktian mujud Tuhan.Terdapat berbagai macam pembuktian atau metode-metode yang ada untuk membuktikan wujud Tuhan. Berikut metode yang dapat digunakan dalam pembuktian wujud Tuhan:
v Keindahan alam semesta
v Pikiran, ilmu dan filsafat
v Hidup
v Jalan tasawuf
v Fitrah
v Dalil nidham
v Dalil inayah
v Dalil ikhtiro’
v Metode pembuktian ilmiah
v Keberadaan alam membuktikan adanya Tuhan
v Pembuktian adanya Tuhan dengan pendekatan Astronomi
v Pembuktian adanya Tuhan dengan pendekatan Fisika
Tantangan zaman terhadap agama terletak dalam masalah pembuktian.Pembuktian terhadap agama dan pembuktian mujud Tuhan.Terdapat berbagai macam pembuktian atau metode-metode yang ada untuk membuktikan wujud Tuhan. Berikut metode yang dapat digunakan dalam pembuktian wujud Tuhan:
v Keindahan alam semesta
v Pikiran, ilmu dan filsafat
v Hidup
v Jalan tasawuf
v Fitrah
v Dalil nidham
v Dalil inayah
v Dalil ikhtiro’
v Metode pembuktian ilmiah
v Keberadaan alam membuktikan adanya Tuhan
v Pembuktian adanya Tuhan dengan pendekatan Astronomi
v Pembuktian adanya Tuhan dengan pendekatan Fisika